Kesimpulan
Dari mana manusia berasal dan akan ke mana, itu tetap menjadi misteri sains. Kita percaya sesuai dengan apa yang kita yakini. Benar salah biarlah menjadi debat dalam kesunyian. Atau tidak usah diperdebatkan. Hasilnya cukup tidak nyaman: pertengkaran!
Manusia saat ini berhadapan dengan kondisi yang lebih riil. Mulai memanasnya suhu Bumi, perang berkepanjangan, over populasi, pengangguran, kelaparan, kemiskinan dan keterbelakangan. Itu semua adalah masalah, yang layak diselesaikan.
Dengan jumlah penduduk yang semakin banyak--saat ini mendekati 8 milyar--maka kondisi seperti ini, sebetulnya adalah ancaman. Sebagaimana Robert Malthus, ahli demografi dalam bukunya Essay on Population menyebut; dengan jumlah primata manusia yang semakin banyak, maka ketersediaan pangan akan semakin langka. Manusia bertambah lebih cepat daripada makanan. Kelaparan dan perang siap membayang. Akan ada sejumlah populasi yang hilang tapi tidak sepenuhnya. Darwin menyebutnya  Survival of the fittest: sintasan yang terbugar.
Dibutuhkan terobosan teknologi yang mampu memproduksi pangan dengan ruang terbatas dan hasil melampaui batas. Supaya spesies manusia tetap bisa melata di permukaan Bumi untuk melanjutkan perjalanan evolusinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H