Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Demografi, Evolusi, dan Merawat Buah Hati

15 Maret 2021   14:23 Diperbarui: 4 September 2021   18:56 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                               sumber gambar: pixabay.com

  "Pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur; Pertumbuhan pangan mengikuti deret hitung" (Robert Malthus) 

Menggelikan! dilansir dari Oddity Central, 1 Februari 2019, seorang warga negara India, Raphael Samuel, menggugat orang tuanya sendiri disebabkan melahirkan dirinya tanpa seizinnya. 

Bagaimana persidangan yang akan digelar menghadapi tuntutan unik yang belum ada aturannya? 

Kasus unik tersebut pasti ditutup, karena kurangnya bukti persidangan dan juga nyeleneh.

Kehadiran anak atau buah cinta pastinya dambaan bagi setiap pasangan suami istri. Tanpa kehadiran seorang anak, keluarga serasa kurang lengkap. Ibarat, langit tanpa bintang, sayur tanpa garam atau mungkin seperti dunia politik tanpa intrik. 

Penduduk dunia tahun 2020, menurut United Nations, mencapai 7,7 milyar orang. China menempati peringkat pertama, disusul India, Amerika Serikat dan Indonesia. 

Kepadatan penduduk akan menambah kompetisi dalam memperebutkan sumberdaya yang (tersedia) terbatas di dunia.

Sebagaimana teori Malthus, yang terjemahan bebasnya: Pertumbuhan manusia bisa berlipat lipat, sedangkan pertumbuhan pangan, bergerak lamban. Karena ketidak seimbangan antar produksi bahan pangan dan kebutuhan konsumsi pangan, maka kelaparan tidak bisa dihindari.

Memuliakan Anak.

Kelahiran buah cinta harus sudah dipersiapkan matang-matang oleh orang tua. Orang tua tidak boleh berpandangan sekedar lahir saja. 

Namun, harus memperhatikan kesejahteraan anak setelah lahir. Lahirnya anak, pastinya akan menjadi bagian masyarakat. Maka, masyarakat dan pastinya juga negara harus bertanggung jawab tentang keberadaan seorang anak. Dalam hal ini anak siapapun. 

Perlindungan dari tiga komponen ini--orang tua, masyarakat dan negara-- akan mendukung tumbuh kembangnya anak.

Lahirnya anak sudah harus mendapat keterjaminan: mendapatkan makanan layak, tempat tinggal layak, pendidikan dan juga perlindungan rasa aman. Ini hak mutlak! tidak bisa ditawar.

Anak jelas bukan hanya boneka orang tua, properti orang tua, untuk menemani kala kesepian. Keberadaan anak melebihi itu. Anak adalah pewaris peradaban. 

Duta masa depan pada saat ini. Anak juga calon pengambil keputusan terkait dana pensiun buat orang tua kelak.

Melindungi Anak

Sebagaimana hidup di lingkungan alam liar, anak jangan sampai dilepas bebaskan untuk berkompetisi bebas kalau belum waktunya. 

Anak harus berada dalam lindungan penuh orang tua, masyarakat dan juga negara.

Misalkan, adanya anak usia sekolah yang sudah harus ikut bekerja, anak yang tidak punya rumah atau menggelandang di jalanan, anak yang ditelantarkan orang tuanya, kekerasan terhadap anak. Fenomena ini adalah cerminan gagalnya fungsi: keluarga, masyarakat dan negara.

Anak adalah individu yang rentan dengan lingkungan yang tidak kondusif. Sosio psikologis anak akan terganggu, jika tumbuh kembangnya, tidak mendapatkan perlindungan dan sokongan kehidupan yang layak.

Orang tua adalah orang pertama yang harus menjamin kesejahteraan anak. Apapun alasannya anak harus diperlakukan istimewa.

Orang tua mampu atau tidak mampu, anak harus berada dalam perlindungan penuh dan maksimal untuk tumbuh kembangnya.

Kalau kebutuhan mendasar anak tidak dipenuhi atau diabaikan, maka orang tua hanya menambah daftar kedukaan makhluk hidup baru di dunia ini.

Memahami Mesin Evolusi

Mempunyai anak adalah dorongan setiap spesies untuk melestarikan jenisnya. Spesies yang ada memperlakukan anak (keturunannya) dengan penuh tanggung jawab. 

Pohon misalnya, secara alamiah menghasilkan buah yang melingkupi biji, dengan tujuan, kalau buah jatuh, biji bisa memanfaatkan nutrisi daging buah, untuk tumbuh menjadi pohon baru.

Dan setiap spesies di muka Bumi, punya tanggung jawab untuk melindungi dan memperbaiki keturunannya agar lebih baik. Ini adalah perlindungan alamiah untuk bisa bertahan hidup.

Maka orang tua akan selalu mengatakan "Anak saya harus sekolah tinggi, meskipun orang tuanya hanya lulusan SD", "Anak saya harus bisa makan, meskipun orang tuanya tidak makan,"

 Pernyataan ini adalah mekanisme evolusi. Manusia berusaha agar keturunannya lebih baik dari sebelumnya.

Darwin dalam on the origin of species mengatakan bahwa makhluk hidup berevolusi selama jutaan tahun untuk beradaptasi dengan lingkungannya. 

Selain itu, adanya menyesuaikan mekanisme biologis untuk bisa beradaptasi dan bertahan. Ini adalah gambaran mesin evolusi--membuat makhluk hidup tumbuh lebih sempurna dan tidak punah.

Kehadiran Anak harus dilihat dengan lebih mandalam, apakah yang akan kita berikan kepada Anak? kelahirannya harus menjadi sebuah perayaan buat "buah cinta" karena menemukan orang tua yang "menyayangi anak" yang selanjutnya akan menjadi "anak yang berbakti kepada orang tua."

Mekanisme aksi reaksi yang akan bergulir, sehingga anak dan orang tua punya hubungan saling menyayangi dan bukan saling mencederai.

Sayangi setiap anak, lindungi setiap anak, sebagai tanggung jawab moral kemanusiaan. Karena semua yang dewasa saat ini awalnya dari seorang anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun