Mohon tunggu...
Agus Tjakra Diredja
Agus Tjakra Diredja Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Hapus batas dunia, jelajahi isinya. Jika jenuh, temukan kedamaian dalam secangkir kopi dan keheningan, karena menulis adalah pelarian dan cara berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bolos Sekolah, Masalah Tersembunyi yang Perlu di Waspadai

5 Oktober 2024   00:14 Diperbarui: 5 Oktober 2024   10:45 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bolos sekolah menjadi masalah yang cukup serius di kalangan pelajar. Ironisnya, banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa anak mereka sering kali membolos sekolah. Fenomena ini seringkali tersembunyi di balik berbagai alasan dan sulit dideteksi.

Penyebab Bolos Sekolah

Membolos sekolah adalah masalah yang kompleks dengan berbagai akar penyebab. Masalah akademik seperti kesulitan dalam mengikuti pelajaran atau ketakutan akan ujian dapat membuat siswa merasa tertekan dan enggan untuk bersekolah. Masalah sosial seperti perundungan, konflik dengan teman sebaya, atau perasaan tidak diterima di lingkungan sekolah juga dapat menjadi pemicu siswa untuk menghindari sekolah.

Selain itu, masalah keluarga seperti perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, atau masalah ekonomi yang berat dapat menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi siswa untuk fokus pada pendidikan. Kurangnya motivasi juga menjadi faktor penting. Ketika siswa merasa tidak memiliki tujuan yang jelas atau kehilangan minat terhadap sekolah, mereka cenderung merasa bosan dan tidak termotivasi untuk bersekolah.

Terakhir, pengaruh teman sebaya tidak dapat diabaikan. Tekanan dari teman sebaya untuk melakukan hal-hal yang negatif, seperti membolos, dapat membuat siswa ikut-ikutan. Terlebih lagi jika siswa tersebut merasa membutuhkan penerimaan dan pengakuan dari kelompok teman sebayanya.

Pengaruh Teman Sebaya: Sebuah Kekuatan Sosial, Bagaimana Teman Sebaya Mempengaruhi?

Teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk perilaku, sikap, dan nilai-nilai seorang siswa. Lingkungan sosial di sekolah, khususnya kelompok teman sebaya, seringkali menjadi cerminan dari bagaimana seorang siswa berperilaku.

Masa remaja adalah periode pencarian jati diri yang intens. Dalam perjalanan menemukan siapa diri mereka, remaja seringkali mencari cerminan dan dukungan dari teman sebaya. Hubungan dengan teman sebaya ini memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk perilaku, sikap, dan nilai-nilai mereka.

Lingkaran pergaulan dapat menjadi kekuatan pendorong yang positif. Teman sebaya yang memiliki motivasi belajar tinggi, misalnya, dapat menginspirasi teman-temannya untuk lebih giat belajar. Namun, di sisi lain, teman sebaya juga bisa menjadi sumber tekanan yang kuat. Tekanan untuk mengikuti tren, takut dianggap berbeda, atau keinginan untuk diterima dalam kelompok dapat mendorong remaja melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai yang mereka yakini, seperti membolos sekolah atau terlibat dalam perilaku berisiko.

Melalui interaksi dengan teman sebaya, remaja belajar tentang berbagai hal, mulai dari cara berkomunikasi yang efektif hingga cara menyelesaikan konflik. Mereka juga belajar tentang pentingnya bekerja sama dan menghargai perbedaan. Namun, jika norma yang berlaku dalam kelompok teman sebaya tidak sehat, misalnya menekankan pentingnya kekerasan atau penyalahgunaan narkoba, maka remaja dapat terjerumus ke dalam perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Selain sebagai tempat belajar dan berinteraksi, teman sebaya juga seringkali menjadi sumber dukungan emosional bagi remaja. Ketika menghadapi masalah atau kesulitan, remaja cenderung mencari dukungan dari teman-temannya. Namun, penting bagi remaja untuk dapat membedakan antara dukungan yang sehat dan tidak sehat. Dukungan yang sehat akan mendorong remaja untuk tumbuh dan berkembang, sedangkan dukungan yang tidak sehat dapat justru memperburuk masalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun