Mohon tunggu...
Agus Hariadi
Agus Hariadi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Berkerja Dengan Tulus Dan Ikhlas, Mengharap Ridho Dari Allah SWT
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hallo Sahabat Semua, Terimakasih Telah Berkunjung, Semoga Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Diancam Mau Dimatikan, Warga Desa Pematang Setrak Gelar Tepung Tawar

2 April 2022   09:43 Diperbarui: 2 April 2022   09:47 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto merupakan hasil screenshot dari video yang sempat diunggah di Facebook pada 31 Maret 2022 dini hari

Tepuk tepung tawar adalah salah satu bagian prosesi yang sakral dalam upacara adat budaya melayu. Tepuk tepung tawar biasanya dilakukan pada acara pelantikan pejabat atau tokoh adat dan daerah, sunatan, khususnya acara pernikahan, atau acara-acara yang dianggap penting dengan harapan suasana atau kehidupan dapat berjalan dengan dingin "Adem, Ayem".

Foto prosesi upah-upah sebagai media permintaan kepada Allah SWT agar diberikan semangat, Jumat 1 April 2022 (Dokpri)
Foto prosesi upah-upah sebagai media permintaan kepada Allah SWT agar diberikan semangat, Jumat 1 April 2022 (Dokpri)

Dalam kesempatan itu, Sofyan meminta kepada warga, untuk tidak terpancing dengan isu-isu yang belum pasti kebenarannya. "Bapak, ibu sekalian, kita sebagai umat yang beragama, hendaknya jangan mudah terpancing dengan isu yang belum pasti, bisa saja isu tersebut ingin memecah belah kita," harap Sofyan. 

Ditempat yang sama, ZF kepada wartawan menjelaskan bahwa video yang beredar di media sosial terkait penaburan bunga tidak benar, "Benar saya berada di situ hendak menaburkan garam, namun tidak seperti yang beredar di Facebook saya menabur bunga", jelasnya. 

ZF menambahkan bahwa waktu itu, 31 Maret 2022 dini hari, saat di introgasi warga sekitar, dirinya juga mendapat kekerasan serta ancaman akan diakhiri hidupnya oleh salah seorang warga dilokasi. 

"Saya diancam yang tidak-tidak hingga mau dipotong, hal itu membuat saya berbicara bagaimana bisa menyelamatkan diri saya dari situasi itu, sebab disitu ramai, siapa yang tidak takut diancam seperti itu, hingga dihadiahi kekerasan", tutur ZF. 

Selain itu, ZF mengaku bahwa dirinya tidak diupahi (dibayar) oleh salah seorang Calon Kades, "Tidak, saya tidak ada diupahi, kata itu muncul agar saya segera dilepaskan mereka", tambah ZF. 

Dalam ancaman itu, ZF menyebutkan bahwa benda yang dibawanya itu untuk mendinginkan suasana, namun anehnya pihak warga terus mengancam yang disertai dengan kekerasan. *Agus#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun