Mohon tunggu...
Agus Sugianto
Agus Sugianto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca/jangan lakukan pada orang lain aoa-apa,yang tidak ingin orang lain lakukan padamu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara

1 September 2022   11:57 Diperbarui: 1 September 2022   12:00 3444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebisa mungkin apa yang penulis perintah untuk dilakukan oleh peserta didik,terlebih dahulu penulis melakukannya dalam langkah konkrit atau nyata dalam kehidupan sehari-hari.Karena penulis sadar bahwa peserta didik butuh keteladanan bukan sebatas kalimat suruhan atau teori belaka.

Penulis dulu menghamba pada segala bentuk administrasi pembelajaran yang menuntut ketuntasan materi dan ketuntasan minimal.Tapi sekarang penulis berusaha untuk

menyeimbangkan antara keduanya.Karena kedua faktor tersebut saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain.

Sangat apatis terhadap keragaman kultur budaya serta permainan tradisonal dulu,tapi sekarang penulis bersinergi dengan guru Mapel menghidupkan kembali permainan tradisional yang sarat dengan filosofi kebersamaan,semangat,kekompakan,ketangkasan serta kecerdasan emosional.Menghidupkan kembali nasehat bijak,peribahasa bijak yang berasal dari petuah para tetua di kampung.Sehingga kultur sosial budaya masyarakat di daerah para peserta didik menjadi pijakan dalam menyaring budaya-budaya luar.

Hal yang akan diterapkan penulis agar kelas mencerminkan filosofi Ki Hadjar Dewantara

Menyusun  serta membuat beberapa kesepakatan kelas dengan peserta didik.Hal ini diharapkan dapat mendidik peserta didik untuk bertanggung jawab atas kesepakatan kelas yang telah dibuat.

Mengaplikasikan filosofi trilogi ing ngarso sung tulodo (suri teladan) dalam langkah nyata sehari-hari baik selama di sekolah maupun di luar sekolah.Sehungga hal ini akan menjadi pemantik bagi peserta didik untuk meniru dan mempraktekkannya juga.

Menghamba pada murid atau pendidikan yang berpihak atau berpusat pada murid.Dengan kata lain mencoba membebaskan diri penulis dari segala ikatan,dengan niat yang suci serta tulus mendekati murid tapi tidak untuk mengambil sesuatu hak anak,tapi mencintai murid semurni-murninya sehingga mencintai dan menyayangi murid seperti mencintai anak sendiri.Menghamba pada murid bukan lantas mengiyakan semua kemauan murid,tapi menghamba pada murid disertai dengan sebuah batasan yang tegas yaitu memberikan kebebasan yang terttuntun pada murid.

Melakukan pembelajaran yang menyenangkan dengan diselingi permainan yang menarik,sehingga anak tidak merasa bosan karena monoton.

Daftar Pustaka:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun