Mohon tunggu...
Agus Sugianto
Agus Sugianto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca/jangan lakukan pada orang lain aoa-apa,yang tidak ingin orang lain lakukan padamu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Benih Ki Hadjar Ku Tanam Disini

31 Agustus 2022   11:32 Diperbarui: 31 Agustus 2022   11:34 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" BENIH KI HADJAR KU TANAM DISINI "


BENIH KI HADJAR KU TANAM DISINI
DI RELUNG KALBU HATI INI
KUSEMAI LEWAT CINTA KASIH MURNI
AGAR BISA KU PETIK BUAH BERAROMA KASTURI.

BENIH KI HADJAR KU TANAM DISINI
DI SEKOLAH PINGGIRAN ATAUPUN KOTA TANPA KECUALI
AGAR KELAK ESOK HARI
KU SUA GENERASI PINUNJUL LUHUR BERBUDI PEKERTI

BENIH KI HADJAR KU TANAM DISINI
DENGAN SEGALA KODRAT ALAMI PEMBERIAN SANG RABBI
TAK BISA KU UBAH KARENA BUKAN RANAH INSANI
YANG BISA MERUBAH DALAM SEKEJAP LOYANG MENJADI BESI

JIKA KAU PADI KUTANAM KAU SEBAGAI PADI
JIKA KAU JAGUNG KUTANAM KAU SEBAGAI JAGUNG
JIKA KAU GANDUM KUTANAM KAU SEBAGAI GANDUM
DAN JIKA KAU SEJUMPUT RUMPUT
KAN KUTANAM KAU SEBAGAI RUMPUT
DAN JIKA KAU SEBUAH BENALU ATAU GULMA,ANAKKU...!
KAN KUTANAM  KAU JUGA SEBAGAI BENALU ATAU GULMA.
KU TAK BISA BERHARAP BANYAK DAN MEMAKSA SEGALA KUASA
AGAR DARI KELADI KAU BERUBAH MENJADI TANAMAN PADI
DARI REMPAH DAPUR KAU BERUBAH MENJADI BUAH MANIS SELAKSA ANGGUR
AKU TAK BISA,ANAKKU!
BAPAK HANYA BISA SEMAIKANMU APA ADAMU SESUAI KODRATMU
BAPAK HANYA BISA MERAWAT DAN MENJAGAMU
DARI TANAMAN GULMA SERTA TANAMAN PENGGANGGU
AGAR KELAK WALAU KAU SEJUMPUT RUMPUT
PALING TIDAK KAU BISA MEMBERI MANFAAT PADA MEREKA
WALAU HANYA SEKEDAR MELEPAS DAHAGA  DENGAN DERAI TAWA CANDA
AGAR MEREKA BISA LUPAKAN SEJENAK DUKA YANG MEREBAK NESTAPA

DARI BILIK RUANG  SEDERHANA KELAS INI
BAPAK MEMULAINYA DENGAN LANGKAH KECIL MUNGILMU
AJARKANMU HURUF DEMI HURUF
HINGGA KAU BISA MENGEJA DAN BISA MEMBACA
AJARKANMU ANGKA DEMI ANGKA
YANG SELAMA INI HANYA TERBERSIT DALAM BENAK KEPALA

DARI HALAMAN YANG BERTUMBUH ILALANG DAN RUMPUT TEKI
BAPAK MENGAJAKMU BERMAIN GOBAK SODOR DAN BOLA KASTI
HINGGA KAU TAHU ARTI KERJA SAMA,ADU KETANGKASAN DAN SEMANGAT JUANG TINGGI
YANG DAPAT KAU ADOPSI SAAT KAU LULUS DAN BESAR  NANTI

DARI BUKU MUNGILMU YANG TERKADANG LUSUH TAK UTUH LAGI
BAPAK MENYURUHMU UNTUK MENCERITAKAN KEMBALI
DONGENG PENGANTAR TIDUR SIANG TADI
AGAR KAU KENALI BUDAYA LUHUR DAERAHMU SENDIRI
SEHINGGA TAK KAU ADOPSI BUDAYA LUAR
YANG TERKADANG AMORAL DILUAR NALAR

DARI SLOGAN BAPA' BABU' GURU RATO
KAU SERAP BUDAYA ADILUHUNG UNTUK MENGHORMATI
AYAH IBUMU,SEMUA GURUMU DAN JUGA PEMIMPINMU

DARI SLOGAN HOLLOPES KUNTOL BARIS
KAU BELAJAR BAHWA GOTONG ROYONG ADALAH KEBIASAAN MEMBUMI
YANG ADA PADA SEANTERO NEGERI INI
DIMANA PEKERJAAN BERAT SELESAI KARENA SEMANGAT EMPATI YANG TINGGI

DARI PERIBAHASA "KENNENGNGI KENNEGNGENNA,LAKONI LAKONA"
KAU BISA BELAJAR UNTUK MENGGALI SETIAP POTENSI YANG KAU MILIKI
HINGGA BISA HANTARKANMU TUK MERAIH MIMPI

DARI PERIBAHASA JE' NOBI'EN TABU'NA PATE',MON NOBI' TABU'NA DIBI' SAKE'
KAU BELAJAR BAHWA KAU TIDAK BOLEH MENYAKITI PERASAAN SESAMA
KARENA KAU TERCIPTA DAN TERLAHIR DARI RUANG MUARA YANG SAMA

DARI PERIBAHASA BILA ATANI ATANA'
KAU BISA TAHU BAHWA DENGAN BEKERJA KERAS
HASIL AKHIR YANG KAU PEROLEH TIDAK AKAN PERNAH MENGKHIANATI SETIAP PROSES AWALMU

DARI LAGU MERDU KE' RANGKE' KOKONENGAN"
YANG KAU NYANYIKAN TIAP PURNAMA MENDAYU
KAU BELAJAR SEMANGAT BERGANDENG TANGAN YANG TAK BEDAKAN LATAR BELAKANG DAN STATUS SOSIALMU

DARI LAGU SETSETSET MALOKO'
KAU BELAJAR MEMBERI  KASIH SAYANG PADA SEMUA MAKHUK TUHAN TANPA BEDA-BEDAKAN

HANYA INI YANG BISA BAPAK LAKUKAN
SETITIK TELADAN PADA SEANTERO LAUTAN,
SEBUTIR DEBU PADA SAHARA KEHIDUPAN
AGAR KELAK SETELAH BAPAK DIMAKAMKAN,BAPAK BANGGA.,ANAKKU!
KARENA KAU TELAH MENJADI KI HADJAR MASA DEPAN
DARI BENIH YANG DULU BAPAK RAWAT,BAPAK JAGA  DAN BAPAK SEMAIKAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun