Dahulu tiada
Tiba-tiba memiliki dua mata
Wajah rupawan merona
Mampu berbicara ribuan kata
Menulis jutaan kalimah
Tiba - tiba berhati keras, membaja
Tak ada yang mampu mengusiknya
Tiba - tiba mengaku semua adalah miliknya
Lupa dari mana dia diciptakan sejatinya
Lupa akan mengarah kemana hidupnya
Dahulu tiada dan tanpa makna
Mau tidak mau, suka tidak suka
Dia akan memasuki ke dalam tanah kuburannya
Sendirian tanpa teman sebaya
Keluarga tak mungkin menyimpannya
di dalam kamar megahnya
Padahal dia masih ada dalam tubuhnya
Walau tidak mampu menggerakkannya
Hanya bisa mendengar tangisan dan ratapan keluarga
Emas berlian tanah hektar berjuta
tidak di bawanya
Mobil mahal rumah mewah bak istana ditinggalkannya
untuk anak cucunya
Tinggal amal menemaninya
Mamun bingung amal yang mana
Fakir miskin ia acuhkan tak diberi makan
Harta orang ia ambil tanpa hiraukan
Entah halal atau haram semua diterjang
Dahulu tiada tak berharga
kembali menjadi tiada ternilai
Yang diingat lawan hanya kebengisannya
Yang diingat kawan hanya keserakahannya
Tiada kebaikan sama sekali
Menghadap Dzat Yang Maha Mulia Nan Maha Tinggi
Yang Maha memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki
Kini tinggal sesal
Siksa kubur ia rasakan
Ia tak mampu menjawab pertanyaan yang diutarakan
Mengapa dahulu bertindak asal
Ingin kembali ke dunia, berbuat kebaikan
Namun mustahil terjadi dan menjadi kenyataan
Penyesalan tinggal penyesalan
Tiada berujung dan berakhir
Tinggal menunggu hari pembalasan
Di padang mahsyar
Kejahatan dibalas Kejahatan
Kebaikan dibalas Kebaikan
Oleh Dzat Yang Maha Rahman
Sebagai Hakim Pembawa Keadilan