Contoh lainya adalah perjuangan warga Dusun Betungsari, Desa Ampar Bedang, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang yang masih belum ada akses darat yang mudah dan dekat terutama untuk roda dua dan roda empat.Â
Bahkan saat ini masyarakat setempat, bersama ormas dan Bhabinkamtibmas Polsek Binjai Hulu yang juga adek kelas saya saat di Aliyah sedang bergotong royong membangun akses jalan darat yang lebih dekat sepanjang 5-6 Kilometer membuka hutan dan menyusun papan disepanjang jalan tersebut. Bukan hanya akses jalan, akses listrik PLN dari pemerintah pun belum masuk hingga kini.Â
Sementara akses lewat sungai jika naik sepit boat (motor air dengan mesin 24 PK) dari Kota Sintang hanya 20-30 menit tetapi biaya yang dikeluarkan bisa lebih mahal jika dibandingkan jalur darat. Itupun hanya sebagian kecil warga yang memiliki sepit/perahu motor yang belum tentu bisa di sewa atau di gunakan untuk jasa angkutan sungai sewaktu waktu-waktu oleh warga setempat.Â
Berikut ini beberapa jejak dokumentasi sahabat saya Brigadir Nurhilal Natadipura Anggota Polsek Binjai Hulu yang ikut mengawal langsung dalam pembuatan jalan swadaya tersebut viaÂ
Oleh karena itu, Mohon dao dan dukunganya semoga saya dan beberapa kawan-kawan lain di Sintang berusaha mengadakan donasi ambulan gratis dan beberapa program sosial lainya untuk sedikit bisa meringankan beban saudara-saudara kita.  info donasi bisa kunjungi link instagram saya dibawah ini.
Misteri #DonasiUntukSintang ini kami gagas salah satunya karena kami terinspirasi oleh beberapa pengalaman kami baik duka maupun suka selama kami hidup di Sintang. Sebagai makhluk yang sosial yang beragama di negara yang berprinsip Bhinika Tunggal Ika, dan beberapa referensi ilmiah yang menarik tentang The power of Sedekah atau Kekuatan Berbagi.Â
Hasil riset dari University of Zurich Neuroeconmosits di Swiss yang dipublikasikan Nature Communication membagi 50 partisipan dengan 2 kelompok. Hasilnya, kelompok pertama yang ditugaskan untuk bersedekah memperlihatkan aktivitas otak yang jauh lebih positif dan bahagia, ketimbang kelompok yang menggunakan uang untuk kebutuhan diri sendiri. Maka tidak heran jika Swiss pernah dinobatkan menjadi negara yang paling bahagia dari 158 negara yang dinilai dengan IPM yang masuk 10 besar tertinggi.
Temuan Peneliti di Departement of Psychologgy University of British Columbia dengan sampel 128 usia 40 keatas & 186 lansia yang semuanya menderita tekanan darah tinggi yang dilansir media Huffington post, menemukan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara berbagi uang untuk orang lain dengan penurunan tekanan darah. studi yang sama juga dilakukan oleh Prof. Rachel Piferi dari Johns Hopkins University dan Kathleen Lawler dari University of Tennessee, menunjukkan bahwa orang yang banyak memberikan dukungan sosial mempunyai tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak memberikan dukungan sosial.Â
Demikian Studi citra otak oleh National Institute of Health menunjukkan bahwa pusat kesenangan di otak seketika aktif ketika kita melihat orang bersedekah. Demikian juga temuan James Fowler dari UC San Diego dan Nicolas Christakis dari Harvard mendemonstrasikan kemurahan hati dapat menyebar ke orang lain.
Dalam bukunya yang berjudul Why Good Things Happen to Good People, Prof. Stephen G.Post dari Stony Brook University menyatakan bahwa bersedekah atau berbagi dengan orang lai  berdampak positif terhadap kesehatan seseorang, meskipun mereka telah mempunyai penyakit kronis seperti HIV dan multiple sclerosis.Â
Studi lainnya yang terkait dilakukan oleh Stephanie Brown dari University of Michigan pada tahun 2003 terhadap beberapa pasangan manula. Dalam penelitian tersebut, Stephanie menemukan bahwa manula yang menolong tetangga, teman, dan saudara, ataupun yang memberikan dukungan secara emosional kepada pasangannya, ternyata memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal dunia di 5 tahun ke depan, dibandingkan dengan manula yang tidak memberikan bantuan praktikal maupun emosional kepada sesama.