Emoto menyatakan jika kita mengatakan pada air kata-kata positif maka hasil foto kristal airnya membentuk kristal air heksagonal yang indah. Ketika dicoba dibacakan doa islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan menjadi kristal paling indah menurut Emoto diantara kristal air lainya. Sebaliknya, jika kita mengatakan pada air kata atau kalimat negatif air tersebut maka tidak akan membentuk indah dan yang terbentuk adalah kristal yang tidak beraturan.
Riset ilmiahnya terhadap air zam-zam dengan teknik nano, menyebutkan apabila air zamzam dicampur ke dalam 1000 tetes air biasa, maka air tersebut akan memiliki berbagai keistimewaan air zamzam. Selain itu air zamzam memiliki komposisi garam dan mineral yang tetap stabil. Hasilnya tidak ada satu orang pun yang mengeluh sakit sesudah minum air zamzam.
Hal tersebut menjadi bukti atas tindakan keilmuan terkait ajaran spiritulisme dalam islam tentang menjaga niat, pola fikir atau prasangka, lisan dan berperilaku positif dengan selalu mengamalkan doa-doa pada setiap aktifitasnya. Pada sumber air zam-zam di Mekkah, bertahun tahun hingga saat ini selalu terapapar dengan doa-doa oleh seluruh umat muslim didunia sehingga memiliki pengaruh positif untuk kesehatan. Jika sesorang memiliki pikiran negatif maka air dalam tubuh  juga akan membentuk pola yang negatif. Akibatnya bisa menimbulkan dampak negatif juga bagi kesehatan dan lingkungan seperti penyakit atau masalah lainnya. Penelitian Emoto tersebut diperkuat dan senada dengan penjelasan dari Prof. Sa,id Hammas dalam bukunya yang berjudul kedokteran nabi dan buku terapi dengan air zam-zam.
Bukti lainya adalah ketika spritiualisme islam yaitu perintah dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 6 terkait bersuci atau berwudhu, "Hai orang-orang yang beriman apabila kamu hendak mendirikan shalat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.Ternyata secara keilmuan membawa banyak manfaat kesehatan.
Spiritualisme Islam menganjurkan untuk menjaga kesucian dengan berwudhu setiap waktu terutama saat sholat. Manfaat berwudhu secara keilmuan kesehatan salah satunya telah dibuktikan oleh Rinawati mahasiswa keperawatan Yogyakarta. Penelitinya menyatakan bahwa terdapat pengaruh terapi wudhu sebelum tidur terhadap penderita insomnia (gangguan tidur). Penelitian itu juga sejalan dengan beberapa referensi diantaranya seperti pada buku dahsyatnya terapi wudhu oleh Muhammad Syafiie el-Bantanie.
Tidak jauh berbeda juga dengan penjelasan yang di buku kedahsyatan manfaat air wudhu panduan wajib untuk setiap keluarga muslim oleh Mukhsin Matheer memaparkan bahwa wudhu dapat mencegah penyakit kanker kulit. Hal itu senada dengan fakta ilmiah manfaat wudhu yang juga dijelaskan ilmuan Universitas Basrah, Iraq dalam Basrah Journal of Surgery,Islamic Prayers: A Sport For Body As Well As Souloleh Salam N Asfar.
Bukti integrasi dari spiritualisme, keilmuan dan kesehatan lainya adalah hasil penelitian Ayu Efita Sari Mahasiswa Universitas Islam Negeri Tulung Agung  di Trenggalek tahun 2015 yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada perilaku dzikir (perilaku spiritualisme) terhadap ketenangan jiwa di majelis dzikir dzakirin di Trenggalek. Penelitian itu juga sejalan dengan penelitian Luqman Hakim Universitas Negeri Malang 2015 yang dilakukan pada kelompok pengguna Narkoba melalui terapi dzikir dan sholat bahwa memiliki pengaruh dalam mengontrol diri pengguna narokoba.
Tidak jauh berbeda dengan penelitian Tarwalis di Aceh besar tahun 2017 yang menyimpulkan bahwa dzikir menimbulkan ketenangan jiwa dan menghilangkan stress. Hal ini menjadi sebuah pembuktian ilmu pengetahuan dari spiritualisme atau perintah agama dalam Al-quran surat ke-13 ayat 28 yang artinya hati mereka mejadi tenteram dengan mengingat Allah. Terbukti secara keilmuan mempengaruhi kesehatan manusia. Maka sangat sejalan bahwa faktor spiritual, mental atau psikologi seperti ketenangan jiwa dalam definisi sehat UU kesehatan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Dalam buku yang berjudul "mukjizat gerakan shalat dan rahasia 13 unsur manusia" oleh Wiratsongko, seorang grand master Indonesian ergonomic gym, menguraikan berbagai manfaat kesehatan dalam gerakan shalat. Prof. Kohirasch dan Prof. Leube asal Jerman juga mengatakan bahwa, gerakan-gerakan dalam salat Islam mengurangi dan meringankan penyakit jantung, seperti penyakit dari klep-klep bilik jantung, otot-otot jantung, pembuluh darah penyumbatan urat-urat darah, dan yang lainnya.
Buku lain yang juga seirama, mengupas manfaat spiritual dari manfaat melakukan shalat bagi kesehatan adalah karya Moh Sholeh yang merupakan hasil penelitinya yang dibukukan dengan judul terapi shalat tahajud menyembuhkan berbagai penyakit. Secara statistik penulis meneliti bahwa shalat tahajud menurunkan sekresi hormon kortisol. Dengan kata lain, shalat tahajud meningkatkan perubahan respons ketahanan tubuh dari serangan berbagai sumber penyakit. Begitu juga dengan buku Nur Baity tahun 2015 yang mengulas dan sekaligus berjudul bahwa shalat bermanfaat untuk kesehatan dan Janin berdasarkan Al-Quran dan As-sunnah.
Demikian juga dengan kisah yang dikutip dari buku Fahru Muis yang berjudul rajin shalat badan sehat, dan  Dr. Fidelma seorang neurolog asal Amerika memeluk Islam karena shalat. Ketika melakukan kajian saraf, ia mendapati beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak di masuki oleh darah. Padahal, setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup agar berfungsi secara lebih normal. Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa darah tidak akan masuk di dalam otak melainkan ketika seseorang tersebut shalat, yaitu ketika sujud. Menurutnya shalat juga membuat lebih awet muda. Hasil penelitianya menyatakan bahwa shalat lima kali dalam sehari yang di lakukan dengan khusyuk atau penuh penyerahan menjiwai dengan kerendahan hati merupakan faktor alami terpenting dalam mengaktifkan hormon-hormon muda yang di kenal dengan hormon milatonin. Bila aktif, hormon-hormon ini akan menunda penuaan yang terjadi pada dari manusia.