Mohon tunggu...
Agus Tula
Agus Tula Mohon Tunggu... Insinyur - This is me, Sihite

Just an ordinary man an amateur author.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Psikologi Sibolga dan Tapanuli Tengah dalam Pembentukan Provinsi "Tapanuli"

7 November 2020   22:51 Diperbarui: 8 November 2020   10:19 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiadalah guna mempertahankan ego. Karena kalau hanya melihat syarat minimum jumlah daerah pembentukannya niscaya tujuan tidak akan mudah tercapai. Bayangkan saat ini rumor usulannya berubah jadi hanya daerah Tapanuli Utara, Samosir, Toba Samosir dan Humbang Hasundutan, dan mungkin ikut Dairi, Pakpak Barat dengan menggunakan nama propinsi Tapanuli, terasa janggal. Dengan sumber daya pertanian, industri pabrik pulp, pariwisata, PLTA dan PLTP Sarulla, sudah memadai kah?

Sekarang saat yang sama Nias juga sedang menunggu pembahasan, apakah kelayakan nya sudah dipertimbangkan? Tentunya dari jumlah daerah sudah memenuhi syarat. Tapi coba dilihat faktor lain, jangan sampai menambah daftar daerah pemekaran yang gagal, yang konon mencapai 80% sejauh ini.

Tapanuli bagian Selatan juga sedang menyusun rencana dan akan mengusulkan pembentukan Sumatera Tenggara yang meliputi daerah Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Mandailing-Natal dan kota Padang Sidimpuan. Lagi-lagi dari syarat jumlah juga sudah memenuhi.

Keadaan ini tidak mudah buat masyarakat Tapanuli Tengah dan Sibolga, dilematis, saya bisa merasakannya. Beberapa kali telah terjadi unjuk rasa penolakan oleh masyarakatnya. Bahkan Walikota Sibolga juga tidak secara jelas mendukung. Tetapi seandainya propinsi Tapanuli yang tidak utuh sebagai Tapanuli tetap terbentuk dengan ketiadaan kata sepakat, mungkin menjadi nama lain seperti rumor beredar, bisa dengan nama propinsi Danau Toba dll. bagaimana dengan Tapanuli Tengah dan Sibolga? Skenario yang mungkin ditempuh, dengan catatan Tapanuli Tengah dan Sibolga tetap satu posisi karena tidak mungkin beda propinsi:

  • Tetap di propinsi induk
  • Bergabung dengan rencana propinsi baru Sumatera Tenggara (Tapanuli bagian Selatan)
  • Bahkan juga mungkin bergabung dengan rencana propinsi baru, Nias.

Sebetulnya Sibolga sebagai kota sangat terbatas wilayah administrasinya. Ibukota propinsi baru, bisa diusulkan Sibolga dengan mengambil daerah Tapanuli Tengah sebagai perluasan, bisa meliputi Poriaha, Sarudik, kecamatan Sibuluan bahkan kecamatan Tukka.

Tapanuli Tengah dan Sibolga bisa tetap bisa lebih maju tanpa propinsi baru dengan pengelolaan yang benar. Potensi daerah ini cukup besar untuk dikembangkan. Pertanian, perkebunan, perikanan, jasa, pariwisata dan industri. Sebagai kota pelabuhan Sibolga tetap jadi pintu logistik buat pulau Nias. Konsesi tambang dan logistic tambang, perkebunan dan energi terbarukan.

Pariwisata masih potesial dikembangkan, wisata gugusan pulau yang indah mirip Halong Bay atau Phi Phi island, pengembangan pantai Pandan dan pantai Kalangan yang lebih berkelas, kota Pandan sebagai kota wisata dengan jalan-jalan boulevard.

Lembaga Pendidikan khusus sangat layak di buka seperti Institut Pertanian atau Perikanan.

Kawasan industry poriaha dan Labuhan angin, saatnya untuk dikembangkan yang waktu jaman Tuani L.Tobing pernah mencanangkan Tapanuli Growth.

Rencana jalan tol lintas sumatera sirip Sibolga tetap jadi bagian penentu pengembangan konektifitas dari pantai timur hingga lintas pantai barat sampai ke Bukit Tinggi dalam jangka menengah.

=SIBOLGA NAULI + SAHATA SAOLOAN=

++HORAS++

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun