Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lingkungan Kerja Toksik Itu Pasti Ada, Menjadi Toksik Itu Pilihan!

31 Mei 2021   11:10 Diperbarui: 22 Juni 2021   17:09 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Menyulap beberapa rekan kerja agar menjadi agen anti-toksik

Pilihan ini terbilang gampang-gampang sulit. Ibarat masuk ke dalam mulut buaya atau mulut seekor singa, maka berita terburuknya adalah menjadi santapan mereka. Melakukan perekrutan terhadap rekan kerja di lingkungan kerja yang toksik, sekaligus menyulap mereka-mereka ini agar dapat menjadi agen-agen anti-toksik, tentu bukanlah pekerjaan yang mudah.

Biasanya situasi dan kondisi di lingkungan kerja yang toksik sudah didesain sedemikian rupa agar para karyawan atau staf di lingkungan kerja tersebut tidak bisa terlampau banyak melakukan manuver-manuver yang mengancam "hegemoni" kekuasaan yang notabene menjadi pengendali keadaan yang serba toksik di lingkungan kerja tersebut. Jadi pertanyaan berikutnya yang muncul adalah, apakah Anda siap untuk berjuang terus atau memilih menyerah pada keadaan?

5. Bertekun dalam doa dan melakukan tugas yang dibebankan dengan sebaik-baiknya

Pilihan kelima ini sepintas selalu tampak menjadi pilihan yang paling mudah untuk dilakukan. Namun jangan senang dahulu, karena justru ada begitu banyak godaan untuk merealisasikannya. Jika kita memang berniat untuk selalu rajin mendoakan tempat kerja kita agar menjadi lebih baik di masa mendatang; maka sudah barang tentu kita harus mengimbangi perilaku dan ketekunan berdoa ini dengan pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik pula.

Karena rasanya kurang afdol bilamana di satu sisi kita mengaku tekun berdoa, namun pada waktu yang hampir bersamaan di hati kita munculkan sumpah serapah dan caci-maki yang tak berkesudahan menanggapi situasi yang ada.

Sedangkan untuk melakukan tugas yang dibebankan kepada kita dengan sebaik-baiknya sudah pasti akan menghadapi "seribu satu tantangan" dari sesama rekan kerja di lingkungan yang toksik tersebut. Mengapa hal itu terjadi? Karena pada prinsipnya, rekan-rekan kerja Anda akan merasa terancam posisi, kedudukan, hingga rezekinya akibat "keberhasilan" yang berhasil Anda tunjukkan pada atasan di kantor.

Dengan demikian benarlah ungkapan yang menyatakan bahwa, "Lingkungan kerja toksik itu pasti ada, namun menjadi toksik itu pilihan!".

Banjarmasin, 31 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun