Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bahasa Ibu, Riwayatmu Kini!

24 Februari 2021   00:54 Diperbarui: 25 Februari 2021   08:56 2967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: lokadata.id

Secara umum kebanyakan penulis akan memakai yang sebagian besar dikuasai oleh para "pembaca" atau "penggemar" tulisan-tulisannya. Jika seseorang menulis untuk audiens yang sebagian besar menjadikan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sebagai bahasa utama komunikasinya sehari-hari; maka penulis itu akan mewujudkan artikelnya dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

Hal serupa juga terjadi manakala seseorang tengah berbicara dengan orang lain atau orang-orang yang dikenalnya; maka dengan serta merta orang tersebut akan mempergunakan bahasa apa yang paling dominan dipergunakan sebagai sarana komunikasi. 

Jadi kesamaan suku tidak selalu dapat dijadikan ukuran yang pasti mengenai pemakaian bahasa lisan; entah itu dikaitkan dengan bahasa ibu atau bahasa daerah tertentu.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud bahasa ibu itu tidak selalu identik dengan bahasa daerah setempat; karena bisa jadi bahasa asing tertentu bisa menjadi bahasa ibu bagi bagi sebagian orang. Tentu latar belakang peristiwa dan asal usul kedua orang tua dari seorang anak akan turut menentukan label "bahasa ibu" pada anak-anak mereka.

Dalam situs resminya, UNESCO (Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) menekankan bahwa keragaman bahasa kini semakin terancam sebab semakin banyaknya bahasa yang menghilang dari atas bumi ini. 

Untuk itu, UNESCO di tahun 2021 ini mengangkat tema: "Fostering multilingualism for inclusion in education and society" (membina multibahasa untuk inklusi dalam pendidikan dan masyarakat."

Secara global, 40 persen penduduk dunia saat ini tidak memiliki akses ke dalam bidang pendidikan dalam bahasa yang mereka gunakan atau pahami sehari-hari. Namun demikian, kemajuan sedang dibuat dalam pendidikan multibahasa berbasis "bahasa ibu" dengan pemahaman yang berkembang tentang pentingnya, terutama di sekolah usia dini, dan lebih banyak komitmen untuk pengembangannya dalam kehidupan publik.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mari kita ikuti anjuran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia berikut, "Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing!"

Dan berkaitan dengan bahasa ibu, maka dapat kita berlakukan dalam diri kita masing-masing, "Bahasa ibu: sayang jika tak dikuasai, teramat sayang bila tak dilestarikan. Bahasa ibu, riwayatmu kini!"

Banjarmasin, 22 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun