Dan jika sebagai seorang penulis kita pernah mengalami rasa kecewa, sudah dapat dipastikan bahwa kecewa itu hadir karena kita pernah menulis. Sehingga barangkali akan ada yang berujar dengan santai seperti ini, "Jika tidak siap kecewa, ya sebaiknya tidak usah menulis. Titik!"
Bila di masa lalu maupun di saat ini kita tengah memendam harapan untuk menjadi seorang penulis ulung dan terkenal; maka jejak-jejak para penulis tersohor Indonesia dapat kita ikuti. Bayangkan saja jika Kakek Pramoedya Ananta Toer pada masa itu kecewa lalu tidak melanjutkan hobi menulisnya selama menjalani masa tahanan di Pulau Buru; tentu karya-karya besar seperti tetralogi "Bumi Manusia" dan karya lainnya tidak akan pernah lahir!
5. Jika Kecewa, Ungkapkan dalam Nasihat yang Menghibur!
Nah, judul kecil di bagian terakhir tulisan ini menjadi sesuatu yang tidak mudah untuk kita lakukan. Sebab banyak terjadi, rasa kecewa yang dialami oleh seorang penulis terkadang dilampiaskan dalam kisah atau tuturan yang justru bisa "mematahkan semangat" para calon penulis lainnya.
Maka akan sangat bijak bilama sebagai seorang penulis kita belajar untuk mengungkapkan rasa kecewa tersebut dalam beragam nasihat yang menghibur. Tentu untuk mewujudkannya, kita harus mau banyak belajar sekaligus bertekun dalam perjuangan yang sedang kita jalankan.
Menjadi seorang penulis sejati tidak mengenal kata "instan"; karena semua keberhasilan yang diraih hanya bisa didapatkan dengan perjuangan yang tak mengenal kata henti dan menyerah.
"Orang sukses adalah orang yang menggunakan waktu dengan optimal. Dan ia melakukan sesuatu yang tidak diminati oleh orang gagal. Orang malang yaitu orang yang hari-harinya diisi dengan kekecewaan." (K.H. Abdullah Gymnastiar)
Banjarmasin, 8 Februari 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI