Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

UKBI Adaptif Merdeka: Apakah Sejenis IELTS atau TOEFL?

31 Januari 2021   03:52 Diperbarui: 31 Januari 2021   05:07 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mas Menteri Nadiem Makarim (Sumber foto: https://www.pkpberdikari.id/peringatan-hari-guru-nasional-pidato-nadiem-curi-perhatian-publik/)

Sebagian publik di Indonesia tentu pernah mendengar istilah IELTS atau TOEFL yang selalu diidentikkan dengan tes kemampuan berbahasa Inggris seseorang. Bila sebelumnya IELTS atau TOEFL ini biasanya dikaitkan dengan rencana seseorang yang akan melanjutkan studi ke luar negeri; maka di kemudian hari tes IELTS atau TOEFL ini dijadikan standar penerimaan karyawan di perusahaan-perusahaan atau lembaga tertentu di Indonesia.

Nah, barangkali ketika disebut istilah UKBI Adaptif Merdeka, apa yang kemudian terbayang dalam benak kita? Barangkali setelah membaca judul artikel ini, para Kompasianers maupun pembaca sekalian akan sedikit mempunyai gambaran atau bayangan tentangnya; meski tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian dari kita masih berada dalam ruang tanda tanya dan kembali mengamini judul tersebut sebagai bunyi pertanyaannya: "UKBI Adaptif Merdeka: Apakah sejenis IELTS atau TOEFL?

Diluncurkan Kemdikbud RI

"Teruji Lebih Terpuji", demikian tagline yang diusung dalam peluncuran perdana UKBI Adaptif Merdeka yang dilakukan oleh Mas Menteri Nadiem Anwar Makarim pada Sabtu, 30 Januari 2021 kemarin. Di bawah arahan Prof. Aminudin Aziz, UKBI versi terbaru ini dikembangkan pada tahun 2020, dengan melibatkan 2.190 peserta dari seluruh Indonesia.

Menurut Mas Menteri, UKBI Adaftif Merdeka merupakan bentuk keberhasilan pemerintah dalam pemajuan kebahasaan dan persastraan melalui lompatan dalam hal desain dan sistem layanan uji, yang dikembangkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Nadiem Makarim berharap UKBI Adaptif dapat memberikan dampak positif kepada penutur bahasa Indonesia dari berbagai kalangan dalam meningkatkan aspirasi dalam memahami dan mempelajari bahasa Indonesia, menghasilkan berbagai karya tulis dan digital berbahasa Indonesia, dan juga melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam membawa bahasa Indonesia ke kancah internasional.

Jika seseorang yang ingin mengikuti tes IELTS di Indonesia harus merogoh kocek sekitar USD 215 atau jika dirupiahkan menjadi 3 jutaan rupiah; maka mereka yang hendak mengikuti tes TOEFL diharuskan membayar biaya antara USD 160 -- USD 250 atau sekitar 2 jutaan hingga 3,5 juta rupiah. Sedangkan untuk mengikuti test UKBI Adaptif Merdeka, setiap peserta dikenakan biaya Rp300.000,- (Tiga Ratus Ribu Rupiah).

Lebih Lanjut tentang UKBI Adaptif Merdeka

Dirilis situs resminya di laman https://ukbi.kemdikbud.go.id, dijelaskan bahwa UKBI Adaptif Merdeka merupakan tes untuk mengukur kemahiran berbahasa penutur berbahasa Indonesia yang desain ujinya disesuaikan dengan kemampuan peserta uji.

Jenis tes ini akan mengukur kemahiran berbahasa peserta uji mulai dari kemahiran terendah hingga kemahiran tertinggi; dimana pelaksanaannya diselenggarakan secara daring (online).

Adapun keunggulan yang ditawarkan oleh UKBI Adaptif Merdeka versi 1.0 ini antara lain: berbasis teknologi mutakhir, berlandaskan teori tes modern, tingkat keandalannya tinggi, adaptif terhadap berbagai  karakteristik peserta, dan berbasis data dan sertifikat digital, serta dapat diakses lintas wilayah, bahkan lintas negara.

Bagi mereka yang berminat mengikuti tes ini diharuskan menyiapkan sarana pendukung berupa laptop atau komputer yang memiliki fitur kamera dan perangkat jemala (headset/earphone), pos-el (e-mail) yang aktif, akses internet stabil dengan kecepatan minimal 10 mbps, foto kartu identitas yang masih berlaku, dan pas foto digital. Pada akhir kegiatan, setiap peserta yang lulus akan mendapatkan sertifikat digital resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

UKBI Untuk Siapa?

Peluncuran UKBI Adaptif Merdeka ini merupakan salah satu upaya yang ditempuh oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk membina, merawat, dan memartabatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

Sesuai dengan panduan yang ada, UKBI Adaptif Merdeka ini nantinya dapat dimanfaatkan bagi berbagai keperluan, diantaranya: seleksi penerimaan mahasiswa baru, sertifikat pendamping ijazah bagi pelajar, seleksi penerimaan pegawai profesi tertentu, dan tes pendamping kelulusan sarjana dan pascasarjana.

Yang dimaksud dengan profesi tertentu dalam panduan tersebut adalah mereka-mereka yang bekerja sebagai wartawan, editor, penerjemah, penulis, widyaprada/pamong belajar, pengacara, dan peneliti; yang dalam kesehariannya memang dituntut untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaannya dalam bahasa Indonesia.

Sertifikat UKBI akan berlaku selama 2 tahun. Bagi peserta yang sudah pernah mengikuti tes UKBI dan setelah mengetahui hasilnya merasa perlu untuk meningkatkan kemampuan atau kemahiran berbahasanya; maka mereka diperbolehkan mengikuti tes UKBI berikutnya setelah tiga bulan berlalu.

Tes UKBI merupakan tes kemahiran berbahasa Indonesia satu-satunya yang ada di Indonesia yang dikembangkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI; dan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia.

Kelebihan UKBI Adaptif Versi Terbaru

Dibandingkan dengan UKBI sebelumnya yang sudah dikembangkan sejak 2006 silam, maka UKBI Adaptif versi terbaru ini mempunyai banyak keunggulan; dimana dalam pelaksanaannya, setiap peserta akan mendapatkan jumlah soal dan waktu uji yang berbeda-beda sesuai dengan estimasi kemampuannya secara personal.

Sebagai ilustrasi, setiap peserta yang mengikuti tes awal dengan lima butir soal misalnya, maka jawaban yang diberikan peserta terhadap lima butir soal itulah yang akan menentukan jenis tes uji berikutnya. Bisa jadi peserta itu akan dihadapkan ke butir-butir soal yang lebih mudah, setara, atau lebih sulit.

Setelah mengikuti serangkaian tes, setiap peserta uji UKBI Adaptif Merdeka ini akan mendapatkan sertifikat digital dengan skor dan predikat sesuai dengan kemampuan atau kemahirannya dalam berbahasa Indonesia. Adapun predikat yang dapat diraih para peserta adalah: terbatas, marginal, semenjana, madya, unggul, sangat unggul, dan istimewa.

Sampai pada bagian akhir artikel ini, bagaimana pendapat Kompasianers sekalian? Bagi yang sudah pernah ikut TOEFL atau IELTS, tentu bisa juga mengetahui kemahiran berbahasa Indonesianya dengan meluncur ke alamat https://ukbi.kemdikbud.go.id/. Selain biayanya terjangkau, hasil tes UKBI ini bisa kita jadikan sarana untuk mengetahui kemampuan berbahasa Indonesia kita selama ini.

Mari kita rawat dan martabatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara!

Banjarmasin, 31 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun