Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Pupi Kecil dan Matahari

7 Januari 2021   10:50 Diperbarui: 7 Januari 2021   10:59 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar apa yang baru saja dikatakan oleh si matahari. Sejurus kemudian, cuaca mendadak berubah. Angin bertiup sangat kencang, disertai guyuran hujan dari atas langit.

Pupi kini mulai merasa kedinginan. Bulu-bulunya mulai basah. Kedua sayapnya gemetar tak menentu. Kian lama Pupi merasakan bahwa pegangan tangannya di pundak matahari kian melemah.

Ketika gumpalan awan hitam hampir seluruhnya berlalu, tubuh Pupi si pipit kecil sudah tak nampak lagi di atas punggung matahari. Mungkinkah Pupi terjatuh?

*****

Di suatu pagi yang cerah, di atas sebuah pohon tampak seekor pipit kecil tengah tertidur pulas dalam sarangnya. Pipit itu tak lain adalah Pupi. Tapi mengapa Pupi bisa berada kembali di dalam sarangnya?

"Uahem, hm... di mana aku sekarang ini, ya? Bukankah aku tadi bertamasya berkeliling dunia bersama si matahari? Oh iya, aku ingat sekarang. Tadi aku dan si matahari baru saja diserang segumpalan awan hitam yang jahat. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi..." seloroh Pupi dalam hati.

Bergegas Pupi bangkit dari dalam sarangnya lalu terbang kecil dan bertengger di sebuah ranting dahan.

"Oh, rupanya hari sudah siang sekali! Dan itu, bukankah itu si matahari yang beberapa waktu yang lalu mengajakku bertamasya? Tapi sekarang, si matahari telah berada jauh di atas bukit itu! Berarti..., tadi aku hanya bermimpi. Yah, aku hanya bermimpi! Bermimpi bertemu si matahari dan bertamasya berkeliling dunia," kata Pupi pada dirinya sendiri.

"Aku cuma bermimpi!!!" teriak Pupi lagi sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah matahari yang semakin meninggi.

Banjar, 7 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun