Tanggal 28 Juli 2015, awan gelap melingkupi hati umat di Keuskupan Banjarmasin. Berita 'lelayu' yang menyampaikan kepergian Mgr. F.X. Prajasuta, MSF begitu cepat menyebar melalui media sosial dan SMS. Ada banyak pihak maupun perseorangan yang mengungkapkan rasa kehilangan yang begitu mendalam dengan caranya masing-masing.
Uskup Prajasuta, demikian beliau lebih sering disapa oleh banyak orang. Pembawaannya yang sederhana, murah senyum, dan ramah menjadikan siapapun dengan mudah akrab dengan pribadi beliau. Pun kepiawaiannya mencipta lagu juga telah menginspirasi banyak umat untuk menjadi pribadi-pribadi yang gembira dan selalu mengucap syukur setiap hari. Dan lagu "Hati Baru" adalah salah satu lagu favorit yang selalu dinyanyikan dalam Misa, ibadah lingkungan, maupun dalam pertemuan-pertemuan umat.
Pribadi yang Ramah dan Terbuka
Dalam buku kenangan pesta perak Uskup Prajasuta, MSF dikisahkan bahwa keluarga Bapak Uskup terkesan sebagai keluarga priyayi yang serba resmi, dalam suasana keluarga yang tenang, tak ada suara keras, dan sangat tertib. Keistimewaan dari keluarga besar Uskup Prajasuta adalah hampir semua anggotanya pandai bernyanyi, bahkan mengarang lagu.
Uskup Prajasuta adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Sejak kecil, beliau hadir sebagai pribadi yang istimewa, sangat ramah, menerima sanak saudara dengan enak, dan terbuka.
Kehadirannya di seminari berbekal doa yang tiada henti dari kedua orangtuanya. Dari tujuh bersaudara (empat laki-laki dan tiga perempuan), satu orang kakaknya yaitu menjadi imam, yaitu Pastor A. Prajasuta SJ (alm).
Teladan Menggugah dari Uskup Prajasuta
Uskup Prajasuta dikenal sebagai pribadi yang tidak mengenal lelah, selalu rajin mengunjungi umatnya, bahkan sampai ke pelosok di pedalaman Kalimantan. Beliau hadir, menyapa, menguatkan, dan menunjukkan kepeduliannya kepada siapa saja yang dijumpainya. Beliau tidak pernah menunggu, tetapi selalu berinisiatif terhadap umatnya. Beliau ibarat gembala yang terus berjalan, menjaga domba-dombanya menuju tempat yang berumput hijau, dengan suasana tenang dan aman.
Dalam setiap kunjungannya, Uskup Prajasuta tidak pernah menuntut untuk disambut secara resmi. Siapa pun dan kapan pun, umat yang mempunyai kerinduan dapat sowan di kediaman beliau tanpa protocol yang serba ribet.
Suasana Wisma Ventimiglia Keuskupan Banjarmasin, tempat di mana Uskup Prajasuta tinggal, terasa begitu nyaman dan terbuka bagi siapa saja. Tempat kediaman yang memberi kesan teduh bagi setiap orang yang berkunjung.Â
Kesan itu muncul bukan hanya bagi umat yang tengah letih atau lesu dalam perjalanan imannya. Melainkan kesan itu pun dialami oleh mereka yang datang untuk melepas beban, seraya belajar bernyanyi dan tertawa bersama beliau. Melalui lagu-lagunya yang istimewa, Uskup Prajasuta selalu berusaha menyapa umatnya dengan nada-nada lagunya yang dipenuhi rasa optimsime dan semangat berkobar sebagai umat beriman.
Menimba Pengalaman Hidup dari Uskup Prajasuta
Meski harus menyusuri daratan maupun sungai-sungai yang besar, Uskup Prajasuta tidak pernah surut langkahnya demi menjalankan semua tugas yang diembannya. Suatu ketika beliau menyeberangi sungai dengan menaiki sebuah perahu motor.Â
Secara mendadak perahu yang beliau tumpangi terbalik. Sontak para penumpang tercebur ke sungai, termasuk Uskup Prajasuta yang ikut terbalik dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas. Anehnya, beliau dapat muncul ke permukaan tanpa terbawa arus sungai dan selamat tanpa cidera. Sungguh sebuah peristiwa luar biasa!
Uskup Prajasuta selalu pergi kemana-mana dengan penuh semangat dan gembira. Beliau tidak pernah menuntut apa-apa, tetapi selalu menerima segala sesuatunya dengan penuh syukur. Beliau pribadi yang sangat pasrah dalam kondisi apapun. Uskup Prajasuta adalah contoh pribadi yang tetap menyempatkan diri memberikan perhatian pada keluarganya, di antara berbagai kesibukannya.
Uskup Prajasuta selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk mengarang lagu-lagu baru yang bagus. Kepribadiannya yang selalu gembira dan penuh semangat terasa mewarnai lagu-lagu yang beliau ciptakan.
Uskup Prajasuta dikenal sebagai gembala yang selalu mendatangi umatnya dan terbuka. Sampai-sampai beliau pernah berujar bahwa Wisma Keuskupan adalah "Wisma Romantis" yang artinya: rokok makan gratis. Sambil tertawa lebar beliau berkata, "Silakan datang kapan saja..."
Uskup Prajasuta dalam banyak kesempatan pernah menyampaikan pedoman hidup yang sederhana namun bermakna,"Hari kemarin sudah basi, besok belum pasti, yang penting hari ini, maka jangan gelisah dan jangan putus asa."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H