Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seabad ITB: "Kawah Candradimuka" Para Tokoh Indonesia Kebanggaan Dunia

28 Juni 2020   18:27 Diperbarui: 28 Juni 2020   18:31 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa pribumi TH Bandoeng 1923. Soekarno muda berdiri nomor 4 dari kiri ke kanan di barisan belakang (Sumber foto: pribumi.id

Sebagai kampus teknik tertua di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada masa berdirinya merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi di wilayah Hindia Belanda. Berdiri pada tanggal 3 Juli 1920, Technische Hoogeschool te Bandoeng atau TH Bandoeng memulai kiprahnya di bawah naungan badan swasta bernama Koninklijk Institut Voor Hooger Technise Onderwijs in Netherlandsch-Indie (KIHTONI).

Saat berdiri pertama kali, kampus ini memakai logo kombinasi dua obor, jangka, dan penggaris segitiga. Proses pendirian awalnya tidak mudah. Berpedoman pada Undang-Undang Pendidikan Tinggi di zaman Hindia Belanda (Hoogeronderwijswet Staatsblaad Koninklijk der Nederlanden No. 181), disebutkan beberapa syarat pendirian suatu universitas pada masa itu, yang harus memiliki 5 buah fakultas, antara lain: Fakultas Teologi; Fakultas Kedokteran; Fakultas Hukum; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; dan Fakultas Sastra dan Filsafat.

Sementara itu kondisi di zaman Hindia Belanda, jenjang lembaga pendidikan paling tinggi yang ada hanyalah setingkat SMA Umum saja atau Hoogere Burgerschool (HBS) yang jumlahnya tidak banyak. Setelah Perang Dunia I pecah, dan atas desakan situasi dan kondisi yang ada, maka para pengusaha Belanda memandang perlu didirikannya sebuah perguruan tinggi atau universitas.

"Kawah Candradimuka" Para Tokoh Terkemuka

Seperti dirilis inspiraloka.com, Bapak Proklamator Bangsa Ir. Sukarno adalah salah satu tokoh Indonesia kebanggaan dunia yang merupakan lulusan ITB jurusan Teknik Sipil angkatan 1921. Selain itu, presiden ke-3 Republik Indonesia B.J. Habibie juga lulusan Teknik Mesin ITB angkatan 1954.

Tentu kita semua sangat familiar dengan film "Gundala" yang disutradarai oleh Joko Anwar. Nah, sutradara film ini ternyata adalah lulusan ITB tahun 1999 dan mengambil jurusan Aeronotika dan Astronotika.

Kemudian ada nama Ridwan Kamil yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat hingga 2023 mendatang. Ridwan Kamil pun lulusan Arsitektur ITB angkatan 1990. Lalu ada nama Sujiwo Tejo, seorang budayawan terkenal, merupakan lulusan ITB angkatan 1980 dan mengambil jurusan Matematika.

Sederet nama terkenal lainnya, di antaranya: A'a Gym, Rizal Ramli, Sri Bintang Pamungkas, Pidi Baiq, Ir. Ciputra, Aburizal Bakrie, Purwacaraka, Adnan Buyung Nasution, Onno W. Purbo, Purnomo Yusgiantoro, Laksamana Sukardi, Siswono Yudohusodo, Arbain Rambey, I Nyoman Nuarta, Tjokorda Raka Sukawati, Y.B. Mangunwijaya, Jero Wacik, Gito Rollies, Fariz RM, Indra Herlambang, Panji Pragiwakso, Aming, dan Candil Seurieus pun merupakan alumni Kampus berlambang Ganesha ini.

Dengan begitu banyaknya alumi ITB yang mampu berkirprah secara lokal, nasional, hingga internasional; menunjukkan bahwa ITB merupakan "kawah candradimuka" bagi para tokoh tersebut untuk menempa dirinya hingga berhasil menjadi pribadi-pribadi yang mampu menunjukkan kiprah dan pengabdiannya bagi kemajuan dan pembangunan negara Indonesia tercinta.

Menurut wikipedia.com, pada awal berdirinya, diperlukan waktu 4 tahun untuk memperoleh gelar Insinyur dari ITB, yang pada masa mulanya bernama Technische Hoogeschool te Bandoeng atau TH Bandoeng.

Dalam lingkup ITB, dikenal istilah Fakultas dan Sekolah. Unit pendidikan di ITB yang memiliki beberapa program studi, baik untuk jenjang sarjana (S-1), magister (S-2), dan doktoral (S-3), disebut sebagai Fakultas. Sedangkan unit pendidikan di ITB yang memiliki beberapa program studi dengan bidang kelilmuan yang berdekatan disebut dengan Sekolah.

Misalnya saja di ITB terdapat FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), dengan beberapa program studi, yaitu: Matematika, Fisika,Kimia, Astronomi, Aktuaria, Sains Komputansi.

Untuk contoh Sekolah yang merupakan unit di ITB, misalnya SITH (Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati), dengan beberapa program studi yang bidang ilmunya saling berdekatan, diantaranya: Biologi, Mikrobiologi, Rekayasa Hayati, Rekayasa Pertanian, Rekayasa Kehutanan, Biomanajemen, dan Bioteknologi.

Secara administratif tidak ada perbedaan di antara unit-unit di ITB yang disebut Fakultas maupun Sekolah; karena seluruhnya dipimpin oleh Dekan yang sama, dibantu oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Manusia.

Saksi Sejarah dan Bangganya Jadi Lulusan ITB

Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi Teknik pertama di Indonesia, ITB merupakan cikal bakal berdirinya Pendidikan Tinggi Teknik lainnya di berbagai kota di Indonesia. Karenanya, tidak berlebihan bila perayaan seabad ITB juga menjadi momen satu abad Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia.

Nama ITB dari awal mula berdirinya mengalami pergantian dari masa ke masa. Setelah Belanda diduduki Nazi Jerman pada Mei 1940 di tengah berkecamuknya Perang Dunia II; Jepang pun mulai melakukan ekspansi dengan mengerahkan balatentaranya ke wilayah Asia Tenggara, sejak Desember 1940.

Usai Belanda "menyerah" kepada Jepang pada 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, maka secara otomatis wilayah Indonesia yang dulunya dikuasai Belanda "beralih tangan" kepada Jepang. Kampus TH Bandoeng pun akhirnya diduduki Jepang.

Tidak mudah untuk memperoleh ijin pembukaan kembali TH Bandoeng. Setelah mengalami negosiasi yang panjang dan atas jasa warga Jepang yang bermukim di Bandung, maka secercah harapan pun hadir.

BKD (Bandoeng Koogyo Daigaku) yang merupakan kelanjutan TH Bandoeng, mulai 1 April 1944 dibuka kembali oleh Pemerintah Balatentara Dai Nippon. BKD dipimpin oleh orang Jepang bernama Tuan Isyihara. Selain diisi para pengajar dari Jepang, tercatat 5 orang pengajar asli Indonesia.

Sejak masa pendudukan Jepang inilah, pemakaian Bahasa Indonesia mulai diberlakukan sebagai "bahasa pengantar" di semua sekolah, termasuk di BKD.

Usai Jepang menyerah pada Sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, BKD pun diambilalih oleh para insinyur Indonesia dua minggu setelahnya. Nama STT (Sekolah Tinggi Teknik) Bandung pun dipilih, dibawah pimpinan Prof. Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo.

Saat terjadi Agresi Militer Belanda II, para mahasiswa STT Bandung membulatkan tekad bersama untuk ikut berjuang hingga Indonesia mencapai kemerdekaannya secara penuh. Pada November 1945 secara resmi kuliah dibubarkan, dan STT Bandung melakukan "boyongan" ke Yogyakarta dan berganti nama menjadi STT Bandung di Yogya.

Akibat serbuan tentara Belanda ke Yogyakarta, maka pada Desember 1949 lembaga ini kembali ditutup. Setelah dibuka kembali, lembaga ini di kemudian hari menjadi cikal bakal Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM).

Di pihak lain, NICA (Nederlandsch Indi Civil Administratie/Pemerintahan Sipil Hindia Belanda), dalam kurun waktu 1946-1947 memanfaatkan gedung bekas TH Bandoeng atau BKD dan mendirikan Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie (Universitas Darurat Hindia Belanda) dengan total mahasiswa per Agustus 1947 sebanyak 607 orang.

Sejak 2 Maret 1959, Presiden Soekarno kemudian secara resmi mengubah nama institut ini menjadi Institut Teknologi Bandung. Tak dapat disangkal, kiprah ITB dari waktu ke waktu telah menunjukkan bukti yang signifikan. Selama bertahun-tahun ITB mendapatkan akreditasi "A" dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk hampir seluruh program studinya.

Sejak 2011, terdapat 2 program studi di ITB yang mendapatkan predikat akreditasi internasional dari badan akreditasi independen terkemuka Amerika Serikat -- ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology). Sampai dengan tahun 2018, terdapat 13 program studi di ITB beroleh akreditasi internasional dari ABET. Dengan demikian, lulusan ITB dapat disejajarkan dengan lulusan universitas ternama lainnya di dunia.

Selain itu, berbagai program studi yang ada juga berhasil meraih akreditasi internasional dari lembaga lainnya, misalnya The Royal Society of Chemistry (RSC) yang merupakan lembaga akreditasi terkemuka di Inggris, Korea Architectural Acrcediting Board (KAAB), Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE), Akkreditierungsagentur fr Studiengnge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN) yang merupakan lembaga akreditasi internasional dari Jerman.

Agenda Puncak Seabad ITB

Pada 2 Juli 2020 mendatang, Institut Teknologi Bandung (ITB) memeringati seabad (100 tahun) perjalanan dan kehadirannya di Tanah Air. Dengan mengusung acara bertajuk "100 Tahun ITB: Bersama Berkarya Bagi Bangsa", perhelatan akbar di masa pandemi Covid19 ini menampilkan rangkaian acara dengan menghadirkan sederetan tokoh, narasumber, dan artis ternama Indonesia.

Dalam banner promosinya yang tayang di media sosial, perhelatan akbar ini akan dikemas dalam 3 bagian, mulai Kamis, 2 Juli 2020 (Bagian 1) hingga Jumat 3, Juli 2020 (Bagian 2 dan 3). Acara ini sekaligus untuk menyambut perayaan 75 tahun Indonesia merdeka.

Kegiatan bagian 1, Kamis, 2 Juli 2020, mulai pukul 19.00 -- 20.00 WIB terbagi ke dalam 2 sesi yang disiarkan TVRI dengan mengambil tema besar "ITB dalam Abad Baru bagi Indonesia Baru". Sesi pertama diberi judul "Talkshow Transformasi Pendidikan di Era 'New Normal'" yang akan menghadirkan Ir. H. Joko Widodo (Presiden Republik Indonesia), Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D (Rektor ITB), Nadiem Anwar Makarim (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI), Radinka Qiera, ST (Co-Founder dan COO Sekolahmu, Nyoman Anjani, ST (MIT Student & Founder Pelita Muda, dengan moderator Prof. Dr. Gede Raka (Profesor ITB).

Sesi kedua mengambil topik "Kewirausahaan dan Industri Berbasis Teknologi", menghadirkan Ridwan Djamaluddin, Ph.D (Deputi Kemenko Marves/Ketum IA ITB), Dayu Dara Pertama, ST (Founder/CEO of Pinhome), Buntoro (Founder CEO PT. Mega Andalan Kalasan/MAK), Sharlina Eriza Putri, ST, M.Sc (Co-Founder dan CEO Nusantics), Dr (HC) Nurhayati Subakat, Apt (Founder PT. Paragon Tech Innovation/PTI), Riandita Andra, ST, M.Sc (Ph.D Candidate KTH Royal Institute of Technology), dengan moderator Ir. Dwi Larso, MSIE, Ph.D (Direktur LLPDP/Dosen SBM ITB).

Sedangkan pada hari Jumat, 3 Juli 2020, pada pukul 09.00 -- 11.00 WIB acara perayaan akan disiarkan langsung secara daring dari ruang Sidang Terbuka ITB melalui saluran Youtube Institut Teknologi Bandung.

Malam harinya, pada pukul 19.30 -- 20.30 WIB, siaran akan ditayangkan oleh TVRI dengan agenda Variety Show bertema "Semangat berkarya menyambut panggilan negeri" yang dimeriahkan sederet artis Indonesia dan alumni ITB, antara lain: Isyana Sarasvati, Candil, Christopher Abimanyu, Indra Herlambang, Farman Purnama, Donny Suhendra, Achi Hardjakusumah, Erwin Badudu, Yoes JF, Dave Lumenta, Bubi Sutomo, Dita, Toni P. Sianipar,  Alumni PSM ITB, dan Komunitas Musik ITB.

Sebenarnya perhelatan seabad ITB ini sudah digagas sejak 2017 silam. Pada 19 Februari 2018 digelar Gala Dinner yang bertujuan untuk penggalangan dukungan partisipasi bagi kegiatan tersebut. Acara ini diadakan di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan berlangsung meriah dengan dihadiri oleh beberapa Menteri Kabinet Kerja Republik Indonesia dan banyak alumni ITB.

Dalam agenda yang dirilis pada situs resmi seabad ITB, tercatat ada beberapa agenda lain yang akan dihelat hingga awal Oktober 2020, yaitu: Opera Ganesha 100, Centennial Fun Run 5K, Home coming day, Festival Musik 100 Tahun ITB, Tenis antar alumni ITB, International Conference on Energy and Sustainability, Tennis Turnamen antar alumni PertI (16 perti), Golf Tournament, dan International Conference on ICT & Expo.

Berkaitan dengan pandemi Covid19, agenda yang sudah direncanakan jauh-jauh hari tersebut kemungkinan akan mengalami penyesuaian di sana-sini sesuai dengan perkembangan situasi terkini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun