Usai Jepang menyerah pada Sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, BKD pun diambilalih oleh para insinyur Indonesia dua minggu setelahnya. Nama STT (Sekolah Tinggi Teknik) Bandung pun dipilih, dibawah pimpinan Prof. Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo.
Saat terjadi Agresi Militer Belanda II, para mahasiswa STT Bandung membulatkan tekad bersama untuk ikut berjuang hingga Indonesia mencapai kemerdekaannya secara penuh. Pada November 1945 secara resmi kuliah dibubarkan, dan STT Bandung melakukan "boyongan" ke Yogyakarta dan berganti nama menjadi STT Bandung di Yogya.
Akibat serbuan tentara Belanda ke Yogyakarta, maka pada Desember 1949 lembaga ini kembali ditutup. Setelah dibuka kembali, lembaga ini di kemudian hari menjadi cikal bakal Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM).
Di pihak lain, NICA (Nederlandsch Indi Civil Administratie/Pemerintahan Sipil Hindia Belanda), dalam kurun waktu 1946-1947 memanfaatkan gedung bekas TH Bandoeng atau BKD dan mendirikan Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie (Universitas Darurat Hindia Belanda) dengan total mahasiswa per Agustus 1947 sebanyak 607 orang.
Sejak 2 Maret 1959, Presiden Soekarno kemudian secara resmi mengubah nama institut ini menjadi Institut Teknologi Bandung. Tak dapat disangkal, kiprah ITB dari waktu ke waktu telah menunjukkan bukti yang signifikan. Selama bertahun-tahun ITB mendapatkan akreditasi "A" dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk hampir seluruh program studinya.
Sejak 2011, terdapat 2 program studi di ITB yang mendapatkan predikat akreditasi internasional dari badan akreditasi independen terkemuka Amerika Serikat -- ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology). Sampai dengan tahun 2018, terdapat 13 program studi di ITB beroleh akreditasi internasional dari ABET. Dengan demikian, lulusan ITB dapat disejajarkan dengan lulusan universitas ternama lainnya di dunia.
Selain itu, berbagai program studi yang ada juga berhasil meraih akreditasi internasional dari lembaga lainnya, misalnya The Royal Society of Chemistry (RSC) yang merupakan lembaga akreditasi terkemuka di Inggris, Korea Architectural Acrcediting Board (KAAB), Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE), Akkreditierungsagentur fr Studiengnge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN) yang merupakan lembaga akreditasi internasional dari Jerman.
Agenda Puncak Seabad ITB
Pada 2 Juli 2020 mendatang, Institut Teknologi Bandung (ITB) memeringati seabad (100 tahun) perjalanan dan kehadirannya di Tanah Air. Dengan mengusung acara bertajuk "100 Tahun ITB: Bersama Berkarya Bagi Bangsa", perhelatan akbar di masa pandemi Covid19 ini menampilkan rangkaian acara dengan menghadirkan sederetan tokoh, narasumber, dan artis ternama Indonesia.
Dalam banner promosinya yang tayang di media sosial, perhelatan akbar ini akan dikemas dalam 3 bagian, mulai Kamis, 2 Juli 2020 (Bagian 1) hingga Jumat 3, Juli 2020 (Bagian 2 dan 3). Acara ini sekaligus untuk menyambut perayaan 75 tahun Indonesia merdeka.
Kegiatan bagian 1, Kamis, 2 Juli 2020, mulai pukul 19.00 -- 20.00 WIB terbagi ke dalam 2 sesi yang disiarkan TVRI dengan mengambil tema besar "ITB dalam Abad Baru bagi Indonesia Baru". Sesi pertama diberi judul "Talkshow Transformasi Pendidikan di Era 'New Normal'" yang akan menghadirkan Ir. H. Joko Widodo (Presiden Republik Indonesia), Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D (Rektor ITB), Nadiem Anwar Makarim (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI), Radinka Qiera, ST (Co-Founder dan COO Sekolahmu, Nyoman Anjani, ST (MIT Student & Founder Pelita Muda, dengan moderator Prof. Dr. Gede Raka (Profesor ITB).