Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengenal IDP, "Lara Croft" dari Luwu Utara

13 Juni 2020   09:09 Diperbarui: 13 Juni 2020   09:07 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika membaca sepak terjang sosok wanita yang satu ini, tiba-tiba ingatan saya melayang menuju tahun 2001, dimana pada masa itu sedang booming-booming-nya pemberitaan tentang rilis film "Lara Croft: Tomb Raider" yang disutradarai oleh Simon West.

Film yang diadaptasi dari permainan video games tersebut mendapuk Angelina Jolie sebagai pemeran utamanya. Tentu para penggemar film Disney sangat mengenal Angelina Jolie dalam aktingnya yang ciamik sebagai penyihir kelas wahid berjuluk "Maleficent."

Lara Croft digambarkan sebagai jagoan wanita yang mempunyai segudang skill yang tidak dimiliki oleh kaum hawa pada umumnya. Lara Croft merupakan putri Lord Henshingly Croft yang berprofesi sebagai arkeolog. 

Dalam film bergenre petualangan tersebut, Lara Croft "berjuang" untuk menemukan sebuah artefak kuno yang diyakini mempunyai kekuatan dasyat untuk mengendalikan waktu, sekaligus menggagalkan niat jahat sebuah organisasi rahasia.

Nah, tokoh wanita yang satu ini pun mempunyai ketangguhan fisik yang tidak diragukan lagi. Sosoknya diketahui dekat dengan masyarakat, karena sebelumnya dia juga pernah dipercaya sebagai pejabat Wakil Bupati Luwu Utara periode 2010-2015. Pada 2016 lalu, dia terpilih menjadi orang nomor satu di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan untuk periode 2016-2021.

Di Balik Kisah Foto yang Viral

Kala terpilih menjadi Bupati Luwu Utara, wanita ini baru berusia 39 tahun. Dia dikenal sebagai pribadi berparas ayu dengan pemikiran nan cerdas. 

Hal itu dibuktikan dengan profesi lain yang disandangnya yaitu sebagai dosen di berbagai kampus: Program Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia (sejak 2002-sekarang), FISIP Universitas Bung Karno Jakarta (2002-2010), dan FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (2002-2010).

Hingga kini, Indah Putri Indriani atau dikenal dengan inisial "IDP" tercatat sebagai bupati wanita pertama di Provinsi Sulawesi Selatan atau juga dikenal dengan julukan Bumi "Anging Mammiri". Wilayah kerjanya membentang di area seluas 7.500 meter persegi, sebagian diantaranya merupakan daerah remote area yang aksesnya tak mudah dijangkau.

Dalam suatu kesempatan, IDP berkunjung ke Desa Hoyane, salah satu desa di pedalaman pegunungan di Seko Tengah dan berbatasan dengan Mamuju, Sulawesi Barat. Dia rela berjibaku dengan lumpur dan medan jalan ekstrim "menaiki ojek" menuju ke desa terisolir tersebut, seperti dirilis laman resmi Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.

Tampak melalui akun medsosnya, IDP tampak tengah dibonceng di bagian belakang motor trail yang dikemudikan oleh seorang bapak-bapak. Ruas jalan setapak yang mereka lalui sangat berlumpur. Bila kubangan lumpur cukup dalam, maka IDP "rela" turun dari motor dan lebih memilih untuk berjalan kaki, agar joki ojek lebih mudah melalui rintangan jalan yang menanti di depan.

Terkadang motor yang memboceng IDP tampak terseok-seok meringsek di antara kubangan lumpur yang tidak akan pernah bisa ditebak kondisinya seperti apa. Apalagi ruas jalanan itu terhampar di atas daerah pegunungan yang konturnya sebagian menanjak.

Melalui pemberitaan yang "ramai" beredar via jejaring medsos, dengan pose sedang menaiki sepeda motor jenis trail, IDP diceritakan "rela mengendarai sendiri" motor trail tersebut saat berkunjung ke pedalaman Luwu Utara, tepatnya di Kecamatan Seko.

Bila menyimak potongan video asli perjalanan IDP via medsos, dalam perjuangannya menuju Eno - yang masih berada di Kecamatan Seko juga, dia menyempatkan diri untuk berbincang akrab dengan tukang ojek yang kala itu menaiki motor trail dengan membawa BBM dan sejumlah beban berat di atas tongkrongannya. 

Bapak pengendara ojek tersebut menjelaskan bahwa semua itu dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di lereng pegunungan.

Dari kota, para tukang ojek itu biasanya membawa bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat di Kecamatan Seko, dan sepulang dari lokasi tersebut mereka membawa komoditas hasil perkebunan/pertanian untuk dijual di kota. Dan bila diamati dengan jeli, IDP "menyempatkan diri" berfoto di atas motor trail milik tukang ojek tersebut sebagai wujud solidaritas untuk "ikut merasakan" beban yang mereka bawa.

Oiya, saat menyaksikan video perjalanan IDP melewati ruas jalanan berlumpur dalam menyusuri lereng sebuah pegunungan, ingatan saya lagi-lagi kembali pada pengalaman antara tahun 2010 -- 2013; di mana saya pun pernah menyusuri ruas jalanan seperti itu di pedalaman Kabupaten Kotabaru. Kisah yang sebelumnya sempat saya ungkapkan sekelumit melalui tulisan berjudul "Menikam Jejak di Gerbang Kota Gaib Saranjana".

Negara Hadir untuk Rakyatnya

"Tidak ada satupun kepala daerah yang berkunjung ke desa", itu adalah mitos yang selama ini sangat dipegang oleh masyarakat Desa Hoyane atau juga dikenal dengan nama Desa Tana Makaleang. Namun mitos tersebut berhasil dipatahkan oleh IDP melalui aksi nyatanya (Minggu, 31/05/2020). Dia melaksanakan pemantauan secara langsung penyaluran program bantuan sosial tunai (BST) kepada masyarakat.

"Tana Seko jangan murung jangan sedih nantikan diriku, aku kan datang lagi untuk bermesra denganmu lagi. Ini tadi penggalan lagu yang dinyanyikan anak-anak kita saat kami datang, dan ya, kami pasti akan datang lagi di Tana Seko, memastikan Negara selalu hadir di tengah-tengah masyarakat," ucap IDP.

Jika ditilik secara geografis, Kecamatan Seko merupakan kecamatan yang lokasinya paling jauh dari Ibukota Kabupaten, Masamba, yaitu 138 kilometer. Dan Kecamatan Seko merupakan salah satu kecamatan dari 15 kecamatan yang ada di wilayah administrasi Kabupaten Luwu Utara, dengan luas wilayah mencapai 28,11% dari keseluruhan luas wilayah kabupaten ini. Adapun posisi Kecamatan Seko berada di ketinggian 1.116 meter di atas permukaan laut (m.dpl).

Dalam kunjungan tersebut, IDP diajak oleh warga setempat untuk melantunkan lagu kecintaan masyarakat berjudul, "Seko Kecil tapi Indah". Dalam sambutannya, IDP sempat membahas bait terakhir lagu tersebut yang pernah ia dapati "tidak dinyanyikan" secara lengkap pada sebuah pertemuan raya Keluarga Seko. IDP pun kemudian merasa penasaran dan bertanya-tanya, mengapa bait terakhir tersebut tidak dinyanyikan.

Usut punya usut, bait itu tidak dinyanyikan karena menyiratkan suatu kesedihan mendalam yang terjadi di lapangan. Manakala ada salah satu warga di wilayah Kecamatan Seko yang meninggal, maka hanya sedikit saja keluarga yang bisa datang akibat "sulitnya" akses jalan.

"Namun saya ingat sewaktu kunjungan Pak Gubernur Nurdin Abdullah pada pergantian tahun baru, masyarakat dan kita semua menyanyikan bait terakhir, itu terwujud karena doa kita semua, seperti yang terjadi hari ini. Pelan-pelan atas kolaborasi Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Pemerintah Daerah, akses jalan akan terus kita benahi," kata IDP dalam sambutannya.

Apakabar Penanganan Covid-19 di Luwu Utara?

Proses penanganan Covid-19 di Kabupaten Luwu Utara barangkali bisa dijadikan percontohan bagi kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Seperti dirilis makassar.tribunnews.com per 7 Juni 2020 lalu, jumlah keseluruhan kasus positif Covid-19 di kabupaten ini sebanyak 43 orang.

Dari jumlah tersebut, 31 orang telah dinyatakan sembuh, 11 orang masih menjalani perawatan, dan 1 orang meninggal dunia. Dan saat berita tersebut dirilis, selama 8 hari berturut-turut dilaporkan tidak ada penambahan kasus pasien positif Covid-19 di Luwu Utara.

Meski begitu, pihak berwenang setempat tetap mengimbau kepada masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah digariskan pemerintah, meski diketahui tingkat kesembuhan pasien Covid-19 mencapai 72%. Langkah antisipasi pun dilakukan dengan aktif menggelar rapid test sebagai bagian dari kegiatan tracing contact untuk menemukan sejak dini jika adanya warga yang terindentifikasi terinfeksi virus corona jenis baru ini.

Melalui Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara juga melalukan pemeriksaan kepada para tahanan Polres Luwu Utara dan Polsek Masamba. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka deteksi dini penyebaran Covid-19. Dari 43 orang tahanan yang diperiksa, 38 orang dinyatakan non-reaktif dan sisanya reaktif. Mereka yang dinyatakan reaktif kemudian menjalani proses swab hidung dan tenggorokan untuk pemeriksaan lanjutan.

Dalam situasi demikian, tudingan adanya penyelewengan dana penanganan Covid-19 di Kabupaten Luwu Utara sebesar 3,2 Miliar pun mencuat ke permukaan. 

Namun tudingan itu dibantah Sekretaris Gugus Tugas Muslim Muhtar. Menurutnya, setiap belanja penggunaan anggaran Covid-19, mendapat pengawasan ketat dari Aparat Penegak Hukum (APH) dan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP). "Anggaran itu tidak sama dengan uang. Jadi, bisa saja nilainya Rp 32 M tapi realisasinya bisa di bawah itu, sesuai dengan kebutuhan. Nah, ini yang disebut perencanaan anggaran," tandasnya.

Selasa, 9 Juni 2020 lalu digelar Halal Bi Halal Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) bertema "Perkuat Kebersamaan Menuju Bebas Covid-19" secara virtual. Melalui kesempatan tersebut, IDP yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sempat berujar bahwa bencana pandemi akibat Covid-19 ini seyogianya menjadi tanggung jawab bersama sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Kesiapsiagaan Bencana.

"Terima kasih atas nasehat yang diberikan yang mulia Datu Luwu, kami yakin pemerintah se-Tana Luwu akan memberikan yang terbaik dan menjaga amanah yang diberikan, karena bencana bukan hanya tanggung jawab individu tapi tanggung jawab yang harus diemban bersama" ucap IDP kepada peserta Halal Bi Halal yang hadir.

Dengan situasi dan kondisinya terkini, Kabupten Luwu Utara "optimis" dapat menjalankan "New Normal" dalam waktu dekat. IDP bersama jajarannya pun tetap gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan New Normal dan kewajiban mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.

"Tetap gunakan masker dalam new normal, dan ini akan menjadi kebiasaan kita sehari-hari, dan tetap menjaga jarak serta membiasakan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti rajin cuci tangan dengan menggunakan sabun di air yang mengalir," kata IDP  dalam kegiatan pemantauan penyaluran BLT-DD Tahap II TA 2020, Selasa (9/6/2020), di Desa Sukaharapan, Sukamaju Selatan.

IDP merasa amat yakin bahwa "New Normal" dapat segera diterapkan di Luwu Utara, melihat tingginya angka kesadaran masyarakat dalam mematuhi setiap imbauan pemerintah.

Semoga usai Pilkada yang akan datang, lahir IDP-IDP lainnya di seantero Nusantara. Para pemimpin yang merakyat dan mempunyai komitmen besar mewujudkan kehadiran negara bagi rakyatnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun