Tentu sudah dipahami secara umum, bahwa bulan Juli selalu identik dengan tahun ajaran baru di semua jenjang pendidikan di negeri ini; yang selalu dibarengi dengan aneka pemberitaan di berbagai media. Salah satunya berkisah tentang hiruk pikuk "perjuangan" siswa dan orang dalam proses pendaftaran sekolah.
Tak cukup sampai di situ saja, dalam pemberitaan itu juga dimunculkan suasana gegap gempita para orang tua yang berbondong-bondong pergi ke toko, pasar tradisional, hingga ke mall-mall besar demi memperoleh perlengkapan sekolah anaknya. Mulai dari baju seragam, alat tulis, sepatu, sampai buku pelajaran yang akan dipergunakan.
Dalam berbagai rilis resmi yang dimuat berbagai media beberapa hari belakangan, salah satunya dari cnbcindonesia.com (22/05/2020), Mas Menteri secara tegas menyatakan bahwa Kemendikbud belum mengeluarkan "keputusan pasti" terkait tahun ajaran baru; karena masih menunggu keputusan Gugus Tugas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan.
Jadi bila ada berita-berita yang menyatakan bahwa tahun ajaran baru 2020/2021 sudah resmi dibuka, maka semua itu bisa dipastikan adalah "hoaks"! Juga info yang menyatakan bahwa pembelajaran online akan diberlakukan hingga akhir tahun ini, termasuk info tahun ajaran baru yang akan dimulai awal 2021 juga tidak benar.
Jadi aktivitas orang tua siswa yang biasanya mulai beramai-ramai pergi berbelanja aneka kebutuhan anak-anaknya untuk tahun ajaran baru pun bisa "ditunda" dulu, sambil menunggu keputusan resmi dari Kemendikbud nanti. Â Apalagi dengan pemberlakuan PSBB di mana-mana, kiranya menjadi perhatian semua pihak dalam pelaksanaannya.
Andai pembelian baju seragam baru tetap dipaksakan, dan tahun ajaran baru "paling cepat" ternyata baru dimulai awal 2021, maka sudah bisa dipastikan kalau baju-baju itu nantinya akan "sesak" saat dipakai pada hari-H. Apalagi jika selama kegiatan "belajar di rumah", anak-anak kita mempunyai intensitas makan dan minum lebih sering.
 Sejarah Tahun Ajaran Baru di bulan "Juli"
Mungkin masih banyak orang yang tidak tahu sejarahnya mengapa tahun ajaran baru selalu dimulai pada bulan Juli di setiap tahunnya. Mengapa tidak di bulan Januari saja? Atau mengapa tidak dimulai dengan bulan Mei yang selalu identik dengan perayaan Hari Pendidikan Nasional?
Jika kita menilik kembali sejarah masa lampau, maka ada kebijakan yang kala itu menjadi asal muasal dimulainya tahun ajaran baru di bulan Juli.
Adalah Daud Jusuf (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 1978-1983) yang menggagas ide ini seperti dikisahkan kumparan.com. Salah satu menteri yang berkarya di Zaman Orde Baru ini mempunyai sejumlah pandangan dan alasan mengapa bulan Juli kemudian ditetapkan sebagai awal tahun ajaran yang baru.