Tak terasa malam kian larut, saat mendekati tengah malam, Lehman tampak mulai tertidur. Tubuhnya tanpa sengaja bersandar di lengan Abahnya. Mama dan Abah pun segera membawa Lehman ke kamarnya.
Ucapan Selamat Lebaran dari Datu Hassan Basry
Pagi itu suasana di halaman rumah Lehman masih agak gelap. Lehman terbangun dari tidurnya saat waktu menunjukkan pukul 05.30 Wita. Segera dia bersiap-siap untuk mengikuti ibadah salat Id bersama Abah dan Mamanya di Masjid Al-Karomah.
Setelah menyantap wadai pisang goreng dan minum jahe merah hangat, mereka bertiga segera beranjak meninggalkan rumah dan melangkahkan kaki ke masjid. Dalam perjalanan mereka berjumpa dan berpapasan dengan banyak orang.
Cuaca pagi itu begitu cerah, matahari sudah mulai nampak bersinar kuning keemasan di ufuk timur. Salat Idul Fitri pun digelar dengan hikmat dan khusuk oleh jemaah yang telah memadati ruang masjid hingga di halaman luarnya. Usai salat, jamaah masih duduk dengan setia untuk mendengarkan khutbah hingga selesai.
Sebelum pulang kembali ke rumah, Abah, Mama, dan Lehman menyempatkan diri bersalam-salaman dan mengucapkan Selamat Hari Raya Lebaran kepada kenalan maupun orang-orang yang dijumpainya.
Hari semakin siang dan matahari kian meninggi. Lehman dan kedua orang tuanya kini telah berada dalam perjalanan untuk kembali ke rumah. Saat hendak memasuki halaman rumah, Lehman melihat Kai Ali bersama seseorang yang tak dikenalnya, telah menunggu di teras.
Kontan saja Lehman segera berlari-lari mendapati Kai-nya. Sesampainya di hadapan Kai Ali, Lehman segera meraih kedua tangan Kai-nya dan menciuminya berulang kali sembari berucap, "Taqabbalallahu minna wa minkum, ja'alana minal a'idin wal fa'izin. Lehman minta maaf lahir dan batin, minta rela jua lawan Kai."
"Kai minta maaf lahir dan batin jua lawan ikam. Semoga ikam sehat terus, Lehman," jawab Kai Ali sambil dipeganginya kuat-kuat pundak cucunya itu. "Hari ini Kai membawa sahabat seperjuangan Datu Djantera. Beliau adalah Datu Hassan Basry yang dahulu jadi pemimpin para tentara pejuang Divisi ALRI IV Kalimantan," ucap Kai Ali di saat berikutnya.
Lehman sempat terpana menatap sosok gagah yang kini berdiri di hadapannya. Dia mengenakan pakaian lengkap seorang tentara pejuang, dengan topi berbentuk peci dan atributnya. Lelaki gagah itu tersenyum dan segera menjabat tangan Lehman, "Taqabbalallahu minna wa minkum, ja'alana minal a'idin wal fa'izin. Selamat Hari Raya Lebaran untukmu."
Lehman masih terdiam. Mulutnya terkunci karena begitu terpesona dengan sosok lelaki itu.