Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Berguru dari Doel Sumbang, Kalau Corona Bisa Ngomong

5 Mei 2020   23:55 Diperbarui: 5 Mei 2020   23:54 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam situasi dan kondisi yang serba tidak pasti saat ini, tentu kita semua hingga hari ini dan nanti, masih menyimpan banyak niatan yang akan kita lakukan saat pandemi corona ini berakhir.

Semua niat itu tentu akan kita barengi dengan doa dan usaha yang sungguh-sungguh. Sebab pasca pandemi ini, tak seorang pun tahu akan bagaimana kondisi hidupnya nanti.

Seorang sahabat yang menjalankan bisnis pariwisata di Bali pernah curhat dan mengeluh saat pariwisata Bali terpuruk pasca dihantam pandemi corona. Dengan bersedih, dia ungkapkan rasa kecewanya di media sosial. Di sisi lain, dia juga tidak punya pilihan lain yang lebih baik selain "merumahkan" para staf dan karyawannya.

Dia yang awalnya sempat berputus asa, tiba-tiba bangkit dan memulai usaha lain, yaitu menyediakan jasa penyemprotan rumah penduduk dengan desinfektan. Bahkan dia memberikan harga promo agar masyarakat tertarik untuk memanfaatkan jasanya.

Tentu hal serupa juga dialami banyak orang di dunia, khususnya di Indonesia. Para pengemudi ojol yang begitu kebanjirian orderan di tahun lalu, kini harus bersikap pasrah dan menerima kenyataan yang kurang menguntungkan pasca terjadinya pandemi corona.

Keadaan yang lebih memprihatinkan pun dialami oleh para tukang becak di kota ini. Usia mereka rata-rata sudah lanjut. Namun demi menyambung hidupnya, mereka tetap rela menunggu datangnya rejeki. Meski mereka tahu bahwa situasi jalanan yang kini lebih sepi, tak banyak menjanjikan rupiah bagi kantong rejekinya. Hal serupa juga dialami para pemulung dan pengumpul barang rongsokan. Di masa pandemi corona saat ini, penghasilan mereka tentu jauh berkurang.

Ramadan tahun ini sungguh-sungguh mengajak kita semua untuk merenungi kembali hakikat kita masing-masing sebagai manusia. Bagi mereka-mereka yang mempunyai harta berlebih, mungkin bisa melakukan aksi sosial atau aksi solidaritas di lingkungan terdekatnya.

Lalu bagaimana dengan saya dan sebagian orang yang memiliki kemampuan ekonomi menengah ke bawah? Apa yang harus kita lakukan?

Cukup dengan berdiam di rumah saja, kita sudah memberikan sumbangan dan kontribusi yang berarti bagi masyarakat. Logikanya sederhana saja. Bila pandemi corona ini berlarut-larut dan korbannya terus bertambah, tentu bisa kita bayangkan dampak negatifnya bagi kehidupan semua orang. Benar, bukan?

Dengan situasi yang serba sulit dan serba tidak pasti seperti ini, sangat diharapkan tindakan dan perilaku bijaksana kita masing-masing. Bagi mereka-mereka yang terpaksa harus keluar rumah demi sesuap nasi, harus tetap memerhatikan imbauan pemerintah dengan memakai masker dan mengutamakan physical distancing!

Kalau bukan kita yang melakukannya, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Semoga dengan sikap ber-tawakal, virus corona segera berlalu dari negeri ini, sehingga kita semua bisa melompat lebih tinggi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun