Mohon tunggu...
Sri Sayekti
Sri Sayekti Mohon Tunggu... Guru - Tertarik dengan literasi

Lahir di Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mesias

30 Maret 2024   07:24 Diperbarui: 30 Maret 2024   07:29 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Malam itu tak seperti malam-malam sebelumnya
Sunyi yang biasanya menyapa seolah pergi berkelana entah kemana

Suara-suara bising terdengar samar
Bisik-bisik tajam menyerang seolah terbawa dinginnya malam yang makin pekat

Lelaki dengan kedua tangan terikat diarak puluhan, ah tidak, ratusan manusia dengan sumpah serapah serta makian
Ada yang menendang, menampar, mencekik, meludahi, berkali-kali, berkali-kali, tak terhitung, tak tertangkap mata, sebab mendengar saja sudah memacu debar jantung di dada

Deg
Deg
Deg

Penjahat kah dia
Si pembuat kekacauan, perampas hak-hak kaum lemah kah dia

Kuikuti perjalanan malam itu, kulihat
Dia tak menolak kala disebut penjahat
Tak membantah diteriaki berbagai makian
Bahkan tetap diam dalam pengadilan kejam

Rakyat makin marah
Serdadupun jengah
Hajar dia!
Salibkan dia!
Bunuh dia!
Teriakan nafsu serakah berkumpul menjadi satu kata fitnah

Arak-arakan makin panjang
Malam seolah diam menikmati euforia manusia-manusia laknat dan hukum yang sekarat
Tubuh lelaki itu diseret, digelandang, jubah dirampas hampir telanjang
Dipukul, dihajar, dicambuk sekali, dua kali, tiga, sepuluh, tiga puluh, tak terhitung, tak terkendali, tak beradab

Tes
Tes

Tubuh itu penuh luka penuh darah
Bapa-Bapa mengapa Engkau meninggalkanku
Dia Meregang nyawa
Tergantung hidup dan mati

Dia disamakan dengan penjahat meski tak satupun kesalahan dia lakukan
Dia sengsara sebab dosamu sebab dosaku kesalahanmu juga kejahatanku
Dia menempuh jalan Dolorosa penuh penyerahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun