Malam itu tak seperti malam-malam sebelumnya
Sunyi yang biasanya menyapa seolah pergi berkelana entah kemana
Suara-suara bising terdengar samar
Bisik-bisik tajam menyerang seolah terbawa dinginnya malam yang makin pekat
Lelaki dengan kedua tangan terikat diarak puluhan, ah tidak, ratusan manusia dengan sumpah serapah serta makian
Ada yang menendang, menampar, mencekik, meludahi, berkali-kali, berkali-kali, tak terhitung, tak tertangkap mata, sebab mendengar saja sudah memacu debar jantung di dada
Deg
Deg
Deg
Penjahat kah dia
Si pembuat kekacauan, perampas hak-hak kaum lemah kah dia
Kuikuti perjalanan malam itu, kulihat
Dia tak menolak kala disebut penjahat
Tak membantah diteriaki berbagai makian
Bahkan tetap diam dalam pengadilan kejam
Rakyat makin marah
Serdadupun jengah
Hajar dia!
Salibkan dia!
Bunuh dia!
Teriakan nafsu serakah berkumpul menjadi satu kata fitnah
Arak-arakan makin panjang
Malam seolah diam menikmati euforia manusia-manusia laknat dan hukum yang sekarat
Tubuh lelaki itu diseret, digelandang, jubah dirampas hampir telanjang
Dipukul, dihajar, dicambuk sekali, dua kali, tiga, sepuluh, tiga puluh, tak terhitung, tak terkendali, tak beradab
Tes
Tes
Tubuh itu penuh luka penuh darah
Bapa-Bapa mengapa Engkau meninggalkanku
Dia Meregang nyawa
Tergantung hidup dan mati
Dia disamakan dengan penjahat meski tak satupun kesalahan dia lakukan
Dia sengsara sebab dosamu sebab dosaku kesalahanmu juga kejahatanku
Dia menempuh jalan Dolorosa penuh penyerahan
Dia manusia tak berdosa dipaksa menanggung dosa
Dia rela menderita karena cinta yang dikirimNya tak pernah kau terima
Bahkan dengan lantang kau tolak kasihNya
Diam merenungi diri
Sesungguhnya karena kitalah Dia menderita, karena kitalah Dia disalibkan
Selamat memperingati hari Jumat Agung
 Maret 2024
_Agun Sayekti_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H