Mohon tunggu...
Agung Wredho
Agung Wredho Mohon Tunggu... karyawan swasta -

My goal become good citizens

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menyalakan Kembali Kompor Biomassa

20 Agustus 2015   07:30 Diperbarui: 20 Agustus 2015   07:30 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan hitung-hitungan tersebut, sambung dia, industri besar saat ini tentu sedang menunggu untuk memproduksi kompor biomassa ini. Pasalnya, sumber biomassa sangat melimpah di seluruh tanah air, seperti dari limbah pertanian, perkebunan hingga ke sampah organik.

Pada sisi lain, sebagian besar kebutuhan LPG di Indonesia diperoleh dari impor dari pasar internasional, baik dalam bentuk jadi atau crude oil. LPG masih harus impor secara langsung sebesar 60 persen, hasil pengilangan dalam negeri 20 persen, dan dari lapangan gas 20 persen.

Pertanyaannya, “Rakyat menikmati kenyamanan LPG dengan harga kurang dari separo harga sesungguhnya. Sampai kapan keuangan pemerintah mampu mendukung?” pungkas Nurhuda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun