Dolan itu menyenangkan bagi mereka yang suka menjelajah hamparan dunia.Â
Mereka berpetualang ingin berinteraksi dengan warga setempat.Â
Mereka ada yang menularkan ilmu. Masalah pertanian dan cara membudidayakan alamnyaÂ
Adanya berita miring. Karena juga ada turis yang membuat gaduh. Maklumlah ia pingin happy.Â
Turis yang baik. Bisa menularkan pengalamannya dan berdonasi di wilayah yang dikunjungi.Â
Sebagaimana mas Maul.turis asal Korea. Ia kebetulan menemukan desaku. Dalam perjalanannya kalanitu. Dengan singgah di desaku.
Dalam pengakuan itu, dia senang dan diprogramkan akan kesini setiap tahun.Â
Baginya negeri ini terasa PKK di surga. Warganya ramah dan alamnya bersahabat akrab.Â
Ia diajak melihat lahan pertanian desa. Yang menghijau dan subur itu.
Dan yang menjadi masalah desaku soal air. Hingga dengan penelitian itu hingga menemukan sumur bor  dan tampungan air.Â
Â
Kali ini sebagai kenang-kenangan dibuatkan sumur dan tampungan air. Juga gedung pertemuan warga dusun.
Gedung Maul sebuah nama yang disesuaikan dengan namanya. Termasuk juga nama sumurnya. Hingga kini masih berdiri kokoh.Â
Dan benar adanya Mas Maul  selalu melihat perkembangan budidaya tanaman di dusun kami.
Warga dusun diajari bertanam alpokat dan juga teknik tanam gaya modern.
Termasuk juga berkeling dusun untuk mengecek kira-kira tanaman apa yang prospektif kedepannya. Bila ditanam di lahan ini. Dan secara tepat ditemukan untuk budidaya kkengkeng dan alpokat.Â
Warga membuat prasasti dengan nama Maul. Dan sebagai rasa terima kasihnya. Dan hingga kini peninggalan Mas Maul masih terawat baik.Â
Lokasi itu berada di Ngawen GunungkidulÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H