"Ayo lekas bangun, sudah pukul 4, Nak!"
Sudah kudengar berulang kali dengan suara kerasnya. Istriku sampai marah besar. Sementara anak itu masih ogah bangun tidur. Rupanya semalam terbius layar datar HP-nya yang adu gim dengan kawan-kawannya.
"Ayo bangun! Tak siram air,lho!"
Tetap saja masih molor. Baru ada tambahan siram air. Hingga mau bangun dan  sampai dekat meja makan ada tikar dan juga mampir disitu tidur lagi. Ibunya jadi kian memuncak marahnya.Â
"Tak siram air beneran!"Â
Padahal menu sahur untuk anak itu sudah disiapkan di piring komplit sayur dan lauk serta dua gelas air minum. Saking perhatiannya.Â
***Â
"Mbok yhao kau urusi anakmu,Pak! Nafasku sampai ngak-ngik dan keringat bercucuran!" Istriku protes.Â
"Rupanya pingin merasakan tak makan sahur dan nanti siang akan tahu rasanya!"
Jawabanku malah nambah emosi. Karena bukan solusi yang tepat sesuai dengan harapan istriku.
Mendengar percakapan kami anak itu jadi  kaget. Karena sepagi ini sudah ramai membangunkan dirinya. Pagi yang agak beda dengan hari yang lalu.Â