"Alamatnya membingungkan, Pak!"
"Lha ada nomor HP-nya to?"
"Mbok dikasih ancer warnet, itu!"
"Oke!"
Ia tak mau yang kukatakan telah tercantum nomor HP. Padahal mudah bagiku. Yang jadi masalah soal alamat dobel kecamatan. Termasuk ancer-ancer saat dicari alamat itu.
"Ini Ngawennya mana, Pak?"
"Dekat balai desa! Arah ke jalan tembus!"
"Oke!"
Pengirim sudah paham.
***
Mas pengirim ada yang agak jenggel dengan alamatku. Entah siapa yang menuliskan itu. Kok muncul dua alamat yang beda. Seharusnya saat akan dikirim itu sudah dicek dulu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!