Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Fatty Liver; Ancaman Tersembunyi yang Bisa Kita Atasi

8 Januari 2025   23:26 Diperbarui: 8 Januari 2025   23:26 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar fatty liver. Sumber gambar: https://new.yesdok.com/

Teman saya bilang, "Aku enggak minum alkohol, tapi kok bisa kena fatty liver?" Saya sendiri pernah bertanya-tanya hal yang sama. Dalam pikiran kita, perlemakan hati selalu identik dengan alkohol. Nyatanya, banyak kasus fatty liver terjadi pada orang-orang yang tidak pernah menyentuh alkohol sekalipun. Ini disebut non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD), dan jumlah penderitanya terus meningkat. Lalu, apa yang salah? Ternyata, jawabannya ada pada metabolisme tubuh kita.

Fatty liver adalah hasil dari gangguan metabolisme yang melibatkan resistensi insulin, stres oksidatif, dan inflamasi. Bayangkan tubuh kita seperti mesin yang bekerja sepanjang waktu. Ketika mesin ini mendapat bahan bakar yang salah (seperti kelebihan gula atau karbohidrat olahan), maka komponen-komponennya mulai rusak. Salah satu korbannya? Hati kita.

Hati adalah organ vital yang bekerja keras memproses makanan, menyimpan energi, dan membuang racun. Tapi saat hati "dihujani" kelebihan lemak akibat resistensi insulin atau pola makan yang buruk, ia mulai menyimpan lemak berlebih. Hasilnya? Fatty liver. Kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala, sehingga banyak yang tidak menyadarinya sampai terlambat.

Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi fatty liver adalah menurunkan berat badan. Bahkan kehilangan 5-10% dari berat badan awal terbukti secara signifikan mengurangi lemak di hati dan memperbaiki fungsinya. Ini tidak berarti Anda harus menjalani diet ekstrem atau olahraga berlebihan. Sebaliknya, fokuslah pada defisit kalori yang sehat---mengurangi asupan kalori sedikit demi sedikit sambil tetap menjaga kebutuhan nutrisi tubuh.

Saya tahu, bicara soal menurunkan berat badan sering kali terasa berat. Banyak dari kita pernah mencoba diet yang tidak bertahan lama. Tapi ketika Anda memahami bahwa ini bukan sekadar soal angka di timbangan, melainkan tentang menyelamatkan hati Anda, motivasinya jadi berbeda, bukan?

Metabolisme adalah inti dari segalanya. Ketika metabolisme Anda bekerja dengan baik, tubuh dapat menggunakan energi secara efisien, membakar lemak, dan melindungi organ-organ penting. Sebaliknya, gangguan metabolisme seperti resistensi insulin membuat tubuh menyimpan lemak alih-alih membakarnya. Ini memicu peradangan dan stres oksidatif, yang memperparah kondisi fatty liver.

Mari kita lihat lebih dalam:

  • Resistensi Insulin: Saat tubuh tidak merespons insulin dengan baik, kadar gula darah meningkat. Hati merespons dengan mengubah gula menjadi lemak, yang akhirnya menumpuk di hati.
  • Stres Oksidatif: Ini adalah kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup antioksidan untuk melawan radikal bebas. Hasilnya? Kerusakan sel hati.
  • Inflamasi Kronis: Peradangan yang berkepanjangan di tubuh mempercepat kerusakan hati, memperburuk fatty liver menjadi kondisi yang lebih serius seperti sirosis.

Inilah mengapa saya selalu percaya bahwa memperbaiki metabolisme adalah jalan keluar. Pola makan seperti Metabolic Boot Camp bukan sekadar diet biasa. Ini adalah pendekatan holistik yang fokus pada:

  • Mengurangi gula dan karbohidrat olahan: Dengan mengurangi beban kerja hati, tubuh mulai membakar lemak yang tersimpan.
  • Mengutamakan protein dan lemak sehat: Nutrisi ini tidak hanya memberikan energi, tapi juga memperbaiki fungsi seluler.
  • Memperbaiki mikrobiota usus: Keseimbangan bakteri baik di usus mendukung metabolisme yang sehat.

Hasilnya? Tidak hanya berat badan turun, tetapi juga perlemakan hati berkurang secara signifikan. Saya pernah melihat banyak orang yang mengikuti pola ini melaporkan peningkatan energi, kulit lebih cerah, dan tentu saja, hati yang lebih sehat.

Fatty liver bukan vonis akhir. Dengan langkah kecil, Anda bisa mencegah atau bahkan membalikkan kondisi ini. Berikut beberapa hal yang bisa Anda mulai lakukan:

  1. Pilih makanan utuh: Ganti makanan kemasan dengan protein, sayuran hijau, dan lemak sehat.
  2. Kurangi gula tambahan: Perhatikan label makanan. Gula tersembunyi ada di mana-mana, mulai dari saus hingga minuman kemasan.
  3. Bergerak lebih banyak: Jalan kaki 30 menit sehari bisa membuat perbedaan besar.
  4. Pantau berat badan: Jangan fokus pada kesempurnaan, tapi pada progres kecil yang konsisten.
  5. Kelola stres: Stres memperburuk resistensi insulin dan inflamasi. Meditasi atau sekadar mengambil napas dalam-dalam bisa membantu.

Saat memikirkan fatty liver, saya selalu teringat satu hal: tubuh kita sebenarnya sangat pintar. Ia tahu bagaimana menyembuhkan dirinya sendiri jika diberi kesempatan. Jadi, mengapa kita tidak memberi tubuh itu apa yang dibutuhkannya?

Pola hidup sehat bukan tentang hidup serba terbatas. Ini tentang memahami bahwa setiap pilihan kecil yang kita buat hari ini---seperti makan lebih baik atau bergerak lebih banyak---bisa membawa perubahan besar di masa depan. Fatty liver adalah pengingat bahwa tubuh kita butuh perhatian. Dan kabar baiknya? Kita punya kendali penuh untuk mengubahnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun