Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apakah Angka 72 Benar-Benar Menjanjikan Bidadari di Surga?

29 Mei 2024   02:08 Diperbarui: 29 Mei 2024   02:13 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apakah angka 72 benar-benar menjanjikan 72 bidadari di surga?" 

Bagi kamu yang merasa tidak akan mendapatkan 72 bidadari di surga, jangan kuatir, jangan-jangan angka 72 hanyalah simbolis. Mari kita telusuri makna angka ini dalam berbagai budaya dan agama.

Suara azan subuh menggema dari kejauhan, mengingatkanku pada janji bidadari dalam tradisi Islam. 72 bidadari sering disebut sebagai hadiah bagi mereka yang masuk surga. Dalam keheningan subuh, bayangan janji tersebut terngiang-ngiang di telingaku. Tapi benarkah angka itu harus diartikan secara harfiah?

Mari kita mulai penjelajahan kita dengan menelusuri budaya Yahudi. 

Dalam mistisisme Yahudi atau Kabbalah, angka 72 merujuk pada Shemhamphorasch, yaitu 72 nama Tuhan. Nama-nama ini terdiri dari kombinasi tiga huruf Ibrani yang diambil dari tiga ayat tertentu dalam kitab Keluaran (14:19-21). Setiap nama merupakan cerminan dari aspek Ilahi yang berbeda, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang esensi Tuhan. Para mistikus Yahudi percaya bahwa angka ini menyimpan kekuatan spiritual yang luar biasa, sebuah simbol keagungan Ilahi yang tak terhingga.

Di masa lampau, ada 72 orang bijak yang terlibat dalam penerjemahan Septuaginta, terjemahan Yunani dari Kitab Ibrani. Para cendekiawan ini bekerja dengan tekun, menerjemahkan kitab suci agar bisa dipahami oleh lebih banyak orang. Angka 72 di sini melambangkan kebijaksanaan dan usaha kolektif untuk menyebarkan pengetahuan.

Dari Timur Tengah, kita beralih ke dunia Kristen. 

Dalam Injil Lukas (10:1), Yesus mengutus 72 murid untuk pergi ke berbagai kota dan tempat guna menyebarkan ajarannya. Tindakan ini tidak hanya menunjukkan misi suci para murid, tetapi juga simbol kebersamaan dan penyebaran kasih. Selain itu, dalam beberapa interpretasi Kristen yang dipengaruhi oleh Kabbalah, 72 nama Tuhan juga diakui. Ini menunjukkan bahwa angka ini memiliki resonansi spiritual yang mendalam dalam berbagai tradisi keagamaan.

Dari halaman-halaman kitab suci, kita berpindah ke dunia mistis Tionghoa. 

Dalam tradisi Tionghoa, setahun dibagi menjadi 72 periode cuaca yang disebut "hou." Setiap periode mencerminkan perubahan alam yang halus namun signifikan, mengingatkan kita akan siklus kehidupan yang terus berputar. Angka ini juga muncul dalam kisah klasik "Journey to the West," di mana Sun Wukong, si Kera Sakti, memiliki 72 transformasi atau kemampuan magis. Kemampuan ini mencerminkan kelincahan, kecerdikan, dan kekuatan karakter tersebut dalam menghadapi berbagai tantangan.

Kita Pindah ke Mesir.

Namun, kisah pengkhianatan dewa Osiris dalam budaya Mesir Kuno mungkin adalah salah satu cerita paling dramatis yang melibatkan angka 72. Dewa Osiris dikhianati oleh 72 konspirator yang dipimpin oleh Set, saudaranya sendiri. Pengkhianatan ini bukan sekadar legenda; ia adalah simbol dari konflik abadi antara kebaikan dan kejahatan, keseimbangan dan kekacauan. Angka 72 di sini menggambarkan konspirasi besar yang mengguncang dunia dewa-dewa Mesir.

Dalam numerologi, angka 72 memiliki makna yang mendalam. 

Jika kita memecah angka ini menjadi 7 dan 2, kita akan menemukan bahwa angka 7 sering dikaitkan dengan spiritualitas dan introspeksi, sementara angka 2 dikaitkan dengan keseimbangan dan kemitraan. Gabungan ini dapat melambangkan keseimbangan spiritual yang harmonis. Dalam astrologi, sebuah planet dikatakan membutuhkan 72 tahun untuk berpindah satu derajat di lingkaran zodiak, yang merupakan dasar dari konsep "presesi ekuinoks." Angka ini menunjukkan perjalanan panjang dan perlahan yang membawa perubahan signifikan.

Di dunia fiksi dan sastra.

Angka 72 sering kali muncul sebagai simbol kekuatan magis atau elemen misterius. Ia memanggil pembaca untuk menjelajahi dunia yang belum pernah mereka kenal, di mana setiap angka memiliki ceritanya sendiri. Angka ini menjadi semacam jimat yang memandu para karakter dalam perjalanan epik mereka, menghadirkan tantangan dan keajaiban di setiap tikungan.

Di Jepang, angka 72 memiliki makna yang lebih personal dan introspektif. 

Dalam budaya Jepang, angka ini dapat dilihat dalam konteks gagasan bahwa setiap orang harus mengalami 72 pengalaman penting dalam hidupnya untuk mencapai kebahagiaan sejati. Seperti daun-daun yang berguguran di musim gugur, setiap pengalaman adalah bagian dari perjalanan menuju pencerahan dan kebijaksanaan. Angka ini mengingatkan kita bahwa hidup adalah serangkaian pelajaran yang harus dilalui dengan penuh kesadaran dan hati yang terbuka.

Angka 72 juga hadir dalam berbagai bentuk dalam kehidupan sehari-hari kita. Di balik setiap simbol dan makna yang dikaitkan dengan angka ini, terdapat pesan yang lebih dalam tentang spiritualitas, keseimbangan, dan perubahan. Angka ini mengajak kita untuk merenungi makna hidup, mencari keseimbangan dalam setiap langkah, dan menghargai setiap momen yang kita alami.

Bagi kamu yang merasa tidak akan mendapatkan 72 bidadari di surga, jangan kuatir. Mungkin angka 72 hanyalah simbol dari sesuatu yang lebih besar dan lebih mendalam. Dari mistisisme Yahudi hingga tradisi Tionghoa, dari numerologi hingga budaya populer, angka 72 selalu hadir sebagai pengingat akan keajaiban dan misteri kehidupan. Yuk, kita teruskan perjalanan ini dengan hati yang terbuka, siap menyambut setiap pelajaran dan pengalaman yang datang. Angka 72 adalah simbol dari pencarian kita akan makna dan kebijaksanaan, sebuah perjalanan yang tidak pernah berakhir, namun selalu penuh dengan keajaiban.

Salam 72!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun