Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Misteri Sendang Wonokromo; Trinil dan Badarawuhi

16 April 2024   22:55 Diperbarui: 16 April 2024   23:01 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badarawuhi menawarkan Trinil kesempatan untuk memperoleh kekuatan dan pengetahuan ghaib yang luas, tetapi sebagai imbalannya, Trinil harus setuju untuk tinggal di alam gaib ini selamanya. Keputusan ini terasa sangat berat bagi Trinil. Di satu sisi, kekuasaan dan keabadian adalah tawaran yang menggiurkan; di sisi lain, ia masih merindukan kehidupannya di dunia manusia---tempat yang meskipun penuh dengan tantangan, adalah rumahnya.

Malam itu, Trinil memutuskan untuk mencari tahu kondisi alam gaib ini lebih jauh, ia berharap menemukan cara lain untuk mengatasi situasi ini. Dalam penjelajahannya, ia mulai menyadari bahwa alam gaib ini juga memiliki aturan dan keterbatasannya. Trinil mengamati bahwa kekuatan Badarawuhi tampak terkait langsung dengan cincin astagina yang selalu dipakainya---cincin yang tampaknya memberikan kekuatan magis kepada pemakainya. 

Perjanjian dengan Badarawuhi

Kembali ke gua yang dijadikan tempat tinggal mereka, Badarawuhi menjelaskan lebih lanjut tentang tawarannya kepada Trinil. Dengan suara yang merayu, ia menawarkan kebijaksanaan yang hanya bisa dipelajari di alam gaib ini, kekuatan untuk mengendalikan alam dan makhluk-makhluknya, serta keabadian---kesempatan untuk menjadi lebih dari sekedar manusia. Namun, syaratnya adalah Trinil harus setuju untuk menjadi penunggu Sendang dan menikahi Badarawuhi, mengikat dirinya secara abadi ke alam gaib ini.

Trinil mendengarkan dengan perasaan bercampur aduk. Meskipun terpesona dengan penawaran yang begitu mengagetkan, dia juga merasa takut dan terbebani dengan tanggung jawab yang begitu besar. Dia merenung di tepi sendang, menimbang pilihan hidup yang ada di hadapannya, sadar bahwa setiap pilihan memiliki konsekuensinya sendiri.

Trinil memutuskan untuk mencari cara agar dapat mempertahankan kebebasannya, Trinil mulai menghabiskan waktu untuk mengamati Badarawuhi, mencari tahu lebih banyak tentang cincin astagina tersebut. Dalam pengamatannya, ia menemukan bahwa setiap kali Badarawuhi menyentuh cincin itu, kekuatannya tampaknya bertambah, dan setiap kali ia melepaskannya, wajahnya tampak lebih tua dan lelah. Trinil menyadari bahwa cincin itu bukan hanya sumber kekuatan Badarawuhi tetapi juga ikatannya dengan keabadian.

Rencana Pelarian

Dengan keberanian baru dan keinginan kuat untuk kembali ke dunianya, Trinil mulai merancang rencana untuk mengambil cincin itu. Ia menyadari bahwa ia perlu mencari momen yang tepat ketika Badarawuhi lelah atau lengah. Trinil memulai pendekatan lebih dekat kepada Badarawuhi, berpura-pura menerima tawaran dan pernikahan yang akan datang, sembari mencari tahu lebih banyak tentang ritual dan kegiatan di alam gaib yang dapat ia manfaatkan.

Setelah beberapa hari mengumpulkan informasi dan mengamati rutinitas Badarawuhi, Trinil mengetahui bahwa ada satu saat di mana Badarawuhi melepaskan cincin itu untuk ritual pembersihan di sendang setiap bulan purnama. Menjelang hari purnama, Trinil mempersiapkan diri, mengumpulkan semua keberaniannya. Ketika malam purnama tiba dan Badarawuhi melepaskan cincinnya, Trinil dengan cepat mengambil kesempatan itu. Dia mengambil cincin tersebut saat Badarawuhi sibuk dengan ritualnya.

Trinil berhasil mengambil cincin itu dan segera merasakan aliran kekuatan yang mengalir dalam dirinya. Namun, ia juga menyadari bahwa tindakannya telah memicu perubahan yang tidak terduga---alam gaib mulai berubah, seolah-olah kehilangan keseimbangannya. Badarawuhi yang menyadari kehilangan cincinnya berubah menjadi marah dan putus asa, menunjukkan sisi lain dari wujudnya yang lebih gelap dan lebih berbahaya.

Dengan cincin di tangannya dan alam gaib yang mulai goyah, Trinil sekarang harus menghadapi konsekuensi dari keputusannya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Badarawuhi dalam pertarungan yang tak terelakkan---pertarungan yang akan menentukan nasibnya dan masa depan alam gaib tersebut.

Pertarungan

Mengenakan cincin astagina, Trinil merasakan kekuatan yang membanjiri dirinya, memberikannya keberanian dan kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Alam gaib mulai terlihat berbeda di matanya---lebih terang dan tidak menakutkan. Sementara itu, Badarawuhi, yang telah kehilangan sumber kekuatannya, terlihat lebih tua dan lebih lemah, namun keputusasaannya menjadikannya lebih berbahaya.

Ketika Badarawuhi mendekati Trinil dengan marah, meminta kembali cincinnya, Trinil menghadapinya dengan keberanian yang baru. Dia mengatakan bahwa dia tidak ingin kekuasaan atau keabadian, tetapi hanya ingin kembali ke dunianya. Badarawuhi, yang merasa dikhianati, memulai serangan dengan kemampuan sisa yang dimilikinya, mengubah elemen-elemen alam menjadi senjata untuk melawan Trinil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun