Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mindfulness Hanya Gaya-gayaan

28 Oktober 2021   23:34 Diperbarui: 28 Oktober 2021   23:56 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Padahal satu tisu saja cukup. Mengambil satu sebetulnya cukup untuk membersihkan tangan anda dan satu untuk membersihkan muka anda. Kalau kita masih mengambil sesuatu yang melebihi apa yang kita butuhkan, maka  percuma meditasi mindfulness.

Kalau Anda berhadapan dengan orang lain dan tidak mengucapkan terima kasih atas apapun yang sudah dia berikan, percuma anda ikut mindfulness. 

Sederhana dan ini adalah kesadaran kita untuk menyadari bahwa kita hidup. Nah kalau anda ikut meditasi, mungkin setiap Minggu bermeditasi mindfulness (ternyata banyak sekali kegiatan meditasi yang dilakukan setiap minggu itu hanya untuk gaya hidup, untuk gengsi). 

Semua terlihat ikut Yoga, anda ikut Yoga - Semua ikut mindfulness anda ikut mindfulness, sehingga ketika anda posting di Instagram dan foto pada saat Anda duduk dan tutup mata captionnya keren; "mindfulness". 

Lalu setelah itu Anda pergi ke toko tidak mau antri, Anda naik motor lampu merah terus saja melaju. Anda berhadapan dengan orang yang memberikan jasa kepada anda sekecil apapun, anda tidak mengucapkan terima kasih. Kemudian Anda sulit sekali untuk memberikan apresiasi.

Hai ini yang banyak terjadi, yaitu sangat sulit sekali memberikan apresiasi. Sebaliknya, kita sangat mudah komplain. Sangat mudah melihat kesalahan dari orang lain. Yang dilihat adalah kekurangan-kekurangannya sehingga apresiasi terhadap kelebihan sulit sekali kita keluarkan.

Coba kalau anda ingat, berapa kali Anda naik pesawat dan berapa kali anda mengambil formulir untuk diisi sebagai compliment, bukan komplain? 

Kadang ada orang yang bilang bahwa itu sudah tugasnya melayani, mengapa kita berterimakasih? Masalahnya adalah, kita biasa atau tidak mengucapkan terima kasih? Berapa kali? Pernah? Pernahkah anda berada di dalam satu restoran kemudian mengambil kertas dan kemudian yang anda isi adalah compliment? Anda menginap di satu hotel dan kemudian yang anda isi adalah compliment? Pernah? Sering? Jarang? Atau tidak pernah?

Kalau demikian Bagaimana bentuk penghargaan kita terhadap kehidupan, karena ketika kita tidak menghargai kehidupan kita sendiri dan kita tidak menyadari bahwa kita hidup, kita akan sangat sulit untuk melihat sesuatu sebagai apresiasi atau sebagai compliment. Kacamata yang kita pakai adalah kacamata negative, sehingga yang kita cari hanyalah kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan. Yang kita lakukan hanya protes, komplain dan nyinyir.

Mindfulness, menyadari hidup, itu perlu praktek dan bukan dengan tutup mata. Anda harus melakukan sesuatu sehingga anda menyadari bahwa semua gerakan tubuh anda, semua langkah anda dari yang dipikirkan, dari yang diniatkan, yang kita lakukan dalam bentuk fisik merupakan penghargaan untuk orang lain. Penghargaan untuk lingkungan, penghargaan untuk semua hal yang ada, bahkan penghargaan untuk alam semesta. Ini adalah mindfulness.

Saat ini, sudah berapa kali Terima kasih yang anda ucapkan kepada orang-orang yang anda temui? Sudah berapa kali apresiasi -- compliment - rasa terima kasih dan penghargaan yang Anda berikan kepada orang-orang yang sudah melayani anda walaupun dalam bentuk yang paling kecil?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun