Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mindfulness Hanya Gaya-gayaan

28 Oktober 2021   23:34 Diperbarui: 28 Oktober 2021   23:56 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seberapa sering ketika anda habis makan di tempat makan, di restoran, di tempat makan apapun, kemudian selesai lalu pelayan mengambil piring-piring kotor anda, seberapa sering anda mengucapkan terima kasih Mas, Terima kasih Mbak, kepada mereka?

Atau kalau di kasir, saat kita menerima uang, setelah kita membayar sesuatu atau di front office, atau di mana pun, setelah selesai kita bilang terima kasih Mas atau terima kasih Mbak?

Kita selalu melakukan, sering melakukan, jarang melakukan, atau tidak pernah sama sekali melakukan hal-hal yang simple seperti ucapan terimakasih? Saya mendengar Rumors bahwa pramugari-pramugari di Indonesia itu hanya ramah kepada orang-orang bule, ramah kepada orang-orang asing. 

Sebetulnya tidak juga. Kalau kita perhatikan di pesawat, banyak mereka (bule, orang asing) kalau sudah selesai makan dan makannya diangkat, mereka mengucapkan; "Thank you, Nice service" dan segala macem ucapan yang mungkin terlihat basa-basi, tetapi itu merupakan sebuah sikap yang baik untuk menghargai orang lain.

Tidak perlu jauh-jauh tentang mindfulness yang dicapai dengan bermeditasi, banyak hal-hal yang sederhana seperti, terima kasih, kata maaf, menyapa duluan seperti selamat pagi, selamat siang, selamat petang.

Hal-hal sederhana inilah mindfulness. Jadi bagi saya, ketika anda belajar mindfulness dengan menutup Mata, tarik nafas buang nafas, merasakan nafas masuk dan merasakan nafas keluar, merasakan cahaya di kepala, merasakan denyutan di antara dua mata, itu semua bagi saya itu bukan mindfulness.

Mindfulness adalah praktek-praktek sederhana di dalam kehidupan sehingga kita bisa menyadari bahwa kita hidup. Kalau saya berhadapan dengan orang lain dan saya tidak mengucapkan terima kasih atas apapun pelayanan dia, entah itu hanya sekedar memberikan uang di kasir, entah itu sekedar dia menunjukkan sesuatu di supermarket, kita habis makan dan makanan kita dibersihkan, hal-hal sederhana itu adalah mindfulness.

Bagaimana kita bisa melahirkan mindfulness kalau hanya dengan anda duduk diam tutup mata dan tarik nafas keluar - tarik nafas masuk? Tentu anda harus mempraktekkan sesuatu yang sederhana yang menyebabkan anda menyadari bahwa anda hidup. 

Ketika kita menyadari kita hidup, banyak orang lain di sekitar kita, banyak orang-orang yang berdampingan hidup dengan kita, dan kalau kita mindfulness, tentu saja cerita-cerita di buku-buku sekolah bahwa kita adalah bangsa yang ramah, gotong-royong, suka membantu, tentu itu bukan isapan jempol belaka.

Di Indonesia banyak sekali kita lihat kalau orang di lampu merah dan kita memakai kendaraan bermotor, apakah kemudian menerobos lampu merah itu? Hai ini adalah hal sederhan bukan? Kalau kemudian ada antrian panjang dan kita tidak mau ikutan antri, atau kemudian kita merasa tergesa-gesa mendesak antrian sehingga kita ingin berada di depan, kita lupa kalau ini adalah mindfulness.

Saat Anda masuk ke toilet umum (di mal, di stasiun kereta, di tempat-tempat public, di bandara), setelah anda membasuh tangan, berapa lembar tissue yang anda ambil? Berapa lembar? Coba anda ingat-ingat! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun