"Kamu tahu kalau seluruh desa akan minum ramuan penolak wabah?" tanya orang dari desa kecil ini.
"Ya, saya tahu."
"Kamu tahu kandungan ramuan itu?"
"Apa kandungannya?"
"Sebenarnya ramuan itulah pembunuh masal pelan-pelan. Kandungan itu akan mematikan warga desa yang meminum setelah 5 tahun ke depan. Bayangkan apabila wargamu 70% minum ramuan itu, maka 5 tahun desamu akan kehilangan 70% warga!"
"Tapi ramuan ini ditemukan anak-anak desa juga!"
"Oo tidak! Anak-anak itu dibayar dan sengaja disusupkan oleh yang kamu sebut 'mereka' itu. Kami ingin membantumu. Kami tidak ingin desamu punah. Segera kabarkan bahwa ramuan itu mematikan sebelum kamu menyesal nanti!"
Orang ini, yang memang sudah kehilangan akal sehat langsung percaya dengan argumen logis: Bahwa tidak mungkin anak-anak desa dengan cepat menemukan ramuan! Itu pasti ramuan beracun yang dikirim oleh 'mereka'.
Dengan sangat terencana dan masif, dibantu oleh mereka yang juga kehilangan akal sehat, maka disebarkanlah berita bahwa ramuan itu adalah ramuan kandungan beracun.
Apa yang terjadi? Ya karena warga desa masih dalam kondisi panik dan kehilangan akal sehat, maka banyak yang percaya dengan argumen-argumen logis yang diutarakan oleh orang tersebut.
"Kami tidak percaya!" Seru warga desa. "Kami ingin kepada desa yang duluan minum. Buktikan!"