Kalau tidak ada bedanya antara agama dan budaya, maka agama sama saja sebagai produk budaya. Lalu apabila Indonesia punya budaya sendiri dan membawa budaya dari luar (walaupun itu agama) apakah bisa? Tentu tidak bisa karena akan terjadi benturan-benturan dengan budaya lokal yang sesuai dengan kondisi lokal kita. Yang dapat kita bawa adalah nilai-nilai dari budaya vertikal (agama) tersebut.
Nah, kalau kita bicara nilai, maka nilai bukanlah bentuk dan bukan ritual yang terlihat. Contohnya demikian; Ada nilai agama yang mau diusung ke Indonesia, yaitu nilai cinta kasih. Nilai cinta kasih ini dapat diwujudkan melalui budaya-budaya yang sudah ada di Indonesia, sehingga bentuk laku atau ritualnya dapat bermacam-macam sesuai dengan budaya yang ada, namun nilai-nilainya diadopsi atau diakulturasi.
Kalau demikian, ritual agama bisa berbeda dong dengan asal agama tersebut? Nah, ini yang perlu menjadi kajian lebih dalam tentang kemungkinan adanya evolusi beragama. Saya teringat dengan Hindu Bali di mana ritualnya berbeda dengan Hindu India. Bisa jadi ini adalah contoh bahwa Hindu di Bali menerapkan nilai-nilai dari Hindu India yang diakulturasi menjadi Bali. Bali tidak perlu menjadi India dalam menerapkan Hindu. Bagaimana dengan agama lain? Jangan-jangan selama ini kita hanya mengusung budaya dan bukan mengusung nilai-nilainya?
Tabik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H