Karena agama merupakan kenyamanan, menurut saya, silahkan anda boleh saja pindah agama. Tetapi bila anda mengatakan bahwa agama baru yang anda temukan itu benar dan agama sebelumnya itu salah, mungkin anda harus mengoreksi diri sendiri bahwa ternyata yang anda temukan di agama yang baru ini adalah rasa nyaman. Rasa nyaman ini banyak sekali. Ada nyaman dengan konsep teologi ketuhanan, ada nyaman terhadap tata cara ibadah, ada nyaman dengan lingkungan, ada nyaman dengan dukungan, ada nyaman karena anda merasa aman. Semua itu adalah rasa nyaman.
Ketika kita semua menyadari bahwa ini adalah rasa nyaman dan kita dengan enak dan dengan penuh keikhlasan (karena nyaman) menjalankan semua hal di dalam agama-agama kita maka kemudian kita tidak akan menilai bahwa ini adalah hal yang benar dan yang lain adalah salah.
Mari bersama-sama kita mengoreksi diri, apakah Anda nyaman dengan agama anda? Apakah Anda menemukan agama baru dan itu merupakan kenyamanan beragama Anda? Bercermin lebih dalam kedalam diri sehingga kita menemukan apa sih yang sebetulnya harus kita implementasikan? Daripada kita mencari pembenaran atas agama yang baru. Apakah anda nyaman beragama di dalam agama anda? Apakah Anda nyaman dengan konsep teologi di dalam agama anda? Apakah anda nyaman dengan tatacara ibadah dan ritual agama anda? Apakah anda nyaman dengan dukungan lingkungan di dalam agama anda? Apakah anda nyaman dan merasa mendapatkan keamanan di dalam agama anda? Kalau iya, itu adalah alasannya bahwa agama adalah rasa nyaman.
Kebenaran bukan berada di dalam konsep agama apapun. Kebenaran berada pada implementasi agama apapun.Â
Ketika implementasi yang keluar merupakan cinta kasih, kasih sayang, persatuan, kebersamaan dan tumbuhnya kita bersama-sama di planet bumi ini, maka itulah kebenaran. Tetapi bila implementasinya adalah kebencian, saling menyalahkan, saling menghujat, saling perang, maka sepertinya kita harus bertanya lagi: Apa yang kita cari dengan agama dan apa yang akan kita tumbuhkan dengan agama?
Salam Cinta dan Bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H