Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia Beragama karena Nyaman?

18 Mei 2021   23:59 Diperbarui: 19 Mei 2021   00:15 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi milik pribadi

Karena agama merupakan kenyamanan, menurut saya, silahkan anda boleh saja pindah agama. Tetapi bila anda mengatakan bahwa agama baru yang anda temukan itu benar dan agama sebelumnya itu salah, mungkin anda harus mengoreksi diri sendiri bahwa ternyata yang anda temukan di agama yang baru ini adalah rasa nyaman. Rasa nyaman ini banyak sekali. Ada nyaman dengan konsep teologi ketuhanan, ada nyaman terhadap tata cara ibadah, ada nyaman dengan lingkungan, ada nyaman dengan dukungan, ada nyaman karena anda merasa aman. Semua itu adalah rasa nyaman.

Ketika kita semua menyadari bahwa ini adalah rasa nyaman dan kita dengan enak dan dengan penuh keikhlasan (karena nyaman) menjalankan semua hal di dalam agama-agama kita maka kemudian kita tidak akan menilai bahwa ini adalah hal yang benar dan yang lain adalah salah.

Mari bersama-sama kita mengoreksi diri, apakah Anda nyaman dengan agama anda? Apakah Anda menemukan agama baru dan itu merupakan kenyamanan beragama Anda? Bercermin lebih dalam kedalam diri sehingga kita menemukan apa sih yang sebetulnya harus kita implementasikan? Daripada kita mencari pembenaran atas agama yang baru. Apakah anda nyaman beragama di dalam agama anda? Apakah Anda nyaman dengan konsep teologi di dalam agama anda? Apakah anda nyaman dengan tatacara ibadah dan ritual agama anda? Apakah anda nyaman dengan dukungan lingkungan di dalam agama anda? Apakah anda nyaman dan merasa mendapatkan keamanan di dalam agama anda? Kalau iya, itu adalah alasannya bahwa agama adalah rasa nyaman.

Kebenaran bukan berada di dalam konsep agama apapun. Kebenaran berada pada implementasi agama apapun. 

Ketika implementasi yang keluar merupakan cinta kasih, kasih sayang, persatuan, kebersamaan dan tumbuhnya kita bersama-sama di planet bumi ini, maka itulah kebenaran. Tetapi bila implementasinya adalah kebencian, saling menyalahkan, saling menghujat, saling perang, maka sepertinya kita harus bertanya lagi: Apa yang kita cari dengan agama dan apa yang akan kita tumbuhkan dengan agama?

Salam Cinta dan Bahagia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun