Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Potret Diskusi Group Whatsapp

23 Februari 2021   00:08 Diperbarui: 23 Februari 2021   00:32 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari: https://tekno.kompas.com

Baru saja seorang teman posting di sebuah group yang saya ada di dalamnya:

(karena groupnya group Islam, maka membahas tentang Quran) 

Saya turunkan menjadi artikel agar kita semua dapat belajar bahwa DISKUSI bukan hal yang negatif, karena kita bertukar cara pandang dan hal ini bukan BEDEBAT untuk mencari menang sendiri. Alur diskusi saya dengan pemberi TS sudah bagus. Tidak ada pemaksaan, tidak ada ego emosi. Kami berdua saling memberi cara pandang dari sisi berbeda.

Namun di akhir pertanyaan saya ternyata diminta berhenti diskusi oleh yang lain. Entah karena apa, padahal saya hanya menyodorkan pertanyaan-pertanyaan kritis yang bagi TS sering disebut sebagai akal sehat.

Selamat membaca potret diskusi ini

-----------------------------

TS pertama dari XX

Super sekali haqqul yaqiin saya, saya menyaksikan teman saya yg menyaksikan ayah ibu nya,

1) ayahnya habis subuh suka tidur,

2) ibunya habis subuh baca Qur'an,

Di umur 70an, ayahnya pikun dan meninggal dlm kondisi pikun, dan Ibu nya alhamdulillah sehat segar bugar masih kuat jualan di depan rumahnya...

Apa yg dikatakan Allah dlm Qur'an adalah asyifa adalah benar,

Qur'an cerdaskan akal sehat adalah benar.

Qur'an sbg berita gembira adalah benar...

Ratusan kali, diulang ulang, apakah kalian berpikiran, apakah kalian memahaminya, apakah kalian merenungkannya...

------------------------

Saya menanggapi TS di atas:

Pak xxxxxx secara akal sehat hanya melihat hal tersebut terhadap 1 orang saja, sehingga hal itu tidak dapat digeneralisasi untuk semua orang.

Pertanyaan secara akal sehat menjadi demikian:

1. Berapa banyak orang yang ayahnya habis subuh suka tidur kemudian menjadi pikun di umur 70 tahun? Berapa persen hal itu terjadi dari 250 juta di Indonesia?

2. Berapa banyak orang yang ibunya habis subuh baca Qur'an, kemudian segar bugar di umur 70 tahun? Berapa persen hal itu terjadi dari 250 juta di Indonesia?

Monggo pak dipikirkan secara akal sehat ...

-----------------------

TS saya dijawab XX

Hahahaha... Dari fakta yg saya saksikan /Informasi yg dapat, baca Qur'an 100% memberikan efek sangat positif dan menyehatkan...., secara personal niat dan tekad membaca memberikan nilai tambah lagi...

Sehingga bila ada kata di atas haqqul yaqiin.. Itulah kebenaran dan fakta nya, aamiin

-------------------------

Saya menjawab TS XX kembali

Baik xxxxxxx, lalu bagaimana dengan fakta ini:

Riwayat Sakit Ustaz xxxxxxx, Dari Kanker Hingga Infeksi Paru.

Ustaz xxxxx Punya Riwayat Sakit Paru-paru,

Kita tentu tahu bahwa Ustaz-ustaz rutin membaca Quran.

(maaf saya mengambil contoh fakta di atas)

---------------------

Jawaban dari XX:

Hahahaha... Membuat saya berpikir dan ekplore akal sehat saya... Ok saya coba jawab sbb.

1) Yg menghidupkan dan mematikan makhluk adalah hak Allah.

2) Seluruh alam berserta isinya tunduk dan taat pada sunatullah /kadar Nya.

3) seluruh sunatullah /kadar Nya, hanya sedikit yg dipahami /dinalar oleh manusia, makhluk secara makna kata berarti memiliki keterbatasan.

Memahami meninggalnya ust ilham, dia bertahan sampai umur dia meninggalkan, pasti peran dan fungsi zikir memberikan kesehatan dan kebahagiaan pada dirinya. Bahkan abadi manfaatnya... Kebahagiaan abadi hingga akherat - sehat akherat dia raih dan perloleh dgn Surga Nya Allah, di akherat disempurnakan kesehatan dan kebahagiaan yang ust Mansur... Aamiin

-------------------

Saya jawab lagi:

pak xxxxxx, saya sangat setuju dengan kalimat ini:

1) Yg menghidupkan dan mematikan makhluk adalah hak Allah.

2) Seluruh alam berserta isinya tunduk dan taat pada sunatullah /kadar Nya.

3) seluruh sunatullah /kadar Nya, hanya sedikit yg dipahami /dinalar oleh manusia, makhluk secara makna kata berarti memiliki keterbatasan.

Lalu bagaimana di atas pak xxxxx dapat menyimpulkan:

baca Qur'an 100% memberikan efek sangat positif dan menyehatkan.

Ada nilai 100% lho pak. Kalau nilai 100% maka mutlak dan 3 poin yang disebutkan pak xxxxx itu gugur.

-----

Saya lalu menggaris bawahi kalimat yang ditulisnya:

Kalimatnya akan menjadi asertif demikian pak:

(ini naluri sebagai penulis yang biasa mengedit tulisan)

"Baca Qur'an memberikan efek sangat positif dan menyehatkan. Namun mari kita ingat bahwa 100% Yang menghidupkan dan mematikan makhluk adalah hak Allah."

--------

Terakhir, pertanyaan untuk XX belum dijawab lagi:

1. Apakah setiap dan semua orang yang rajin baca Quran pasti akan sehat bugar di umur 70 tahun?

2. Apakah setiap dan semua orang yang tidak rajin baca Quran pasti akan sakit dan pikun di umur 70 tahun?

3. Adakah orang yang rajin baca Quran kemudian sakit serta pikun di umur 70 tahun?

4. Adakah orang yang tidak rajin baca Quran kemudian sehat bugar di umur 70 tahun?

Tabik!

-----

Beberapa jam kemudian:

Jawaban dari pertanyaan terakhir diskusi di atas yang disampaikan oleh teman lain. Bukan XX

Pak xxxxx, mohon maaf pak, memberi tahu, menyampaikan dan menyampaikan yg dirasa dan ada fakta, mohon maaf khusus kalangannya masing-masing.

Itu yg akan memahami dan menerima.

Jika kita menyampaikan hal tsb bukan kalangannya maaf akan menjadi mudharat buat pak xxxx sendiri atau orang yg sependapat dan juga orang yg tdk sependapat.

Takut jadi ujub padahal niatan kita menyampaikan kebenaran yg haq, bahwa Al'quran itu mutlaq harus diterima, diyakini, dibaca, difahami dan dijalankan utk muslim muslimat, mukmin mukminat.

Mohon maaf pak xxxx dan pak Agung webe, sudahi saja diskusinya jika masih kurang berkenan japrian saja.

-----

Case Closed!

Catatan kecil saya:

Bagi saya, DISKUSI berbeda dengan BERDEBAT. Saya suka berdiskusi, karena di sana ada pertukaran cara pandang yang tidak saling memaksakan.

Diskusi adalah perundingan atau pertukaran pemikiran untuk memperoleh pemahaman mengenai penyebab suatu masalah dan solusi penyelesaiannya. Kata diskusi berasal dari bahasa Latin discutio atau discusum yang berarti bertukar pikiran dan dalam bahasa Inggris discussion yang berarti perundingan atau pembicaraan (wikipedia).

Debat adalah kegiatan argumentasi yang bertujuan untuk menyampaikan pendapat yang bertentangan dengan pendapat orang lain. Penyebab terjadinya debat adalah adanya perbedaan pendapat oleh pihak-pihak yang meyakini pendapatnya merupakan suatu kebenaran. Debat terjadi secara alami di dalam kehidupan bermasyarakat (wikipedia)

Bagi saya, sebuah pemikiran (tesis) tentu akan sangat alami mendapat cara pandang lain (anti tesis), dari sanalah nanti berkembang sebuah cakrawala baru yang berupa sintesa. Demikian seterusnya.

Jadi apa yang ditakutkan dengan diskusi berbagi cara pandang lain?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun