Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ketika Saya Terinfeksi Virus Covid-19

12 November 2020   22:41 Diperbarui: 13 November 2020   05:11 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam inilah pertama kali kubuka kembali laptopku dan pertama kali juga aku menulis (lagi) dari sejak 'padamnya' semua gairah menulis dari tanggal 17 Okt yang lalu.

Apakah virus Covid 19 itu ada? Apakah semua ini bukan sekedar konspirasi global? Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini masih bergelayut bagi sebagian orang yang selama ini hanya melihat dan tidak mengalami terinfeksi (bukan hanya terpapar).

Mungkin sama dengan yang dikatakan OTG (orang tanpa gejala) yang tentu saja mereka bingung. Mereka merasa sehat, biasa saja, bisa beraktivitas, namun dikarantina karena tes swab positif! Wah ini pasti konspirasi atau alat tesnya yang tidak dapat menunjukkan adanya virus hidup atau virus mati.

Baiklah, saya tidak akan berpolemik dengan yang berpandangan bahwa virus covid 19 ini adalah konspirasi. Saya hanya akan bercerita tentang pengalaman saya (bukan sebagai OTG) sebagai orang yang 'terinfeksi' dengan sakit yang tidak mungkin saya tangani sendiri di rumah.

Dari tanggal 17 Oktober, istri saya mengalami demam tinggi disertai sakit tulang dan persendian yang sangat, sehingga otomatis menyebabkan lemas. Saya dan keluarga biasa melakukan 'swamedika' untuk awal-awal sakit seperti panas, flue dan demam. Ya, 'swamedika yang dilakukan adalah minum paracetamol.

Hari ketiga, yaitu tanggal 20, semua gejala itu tidak hilang dan malah hari ketiga tersebut, saya mengalami hal yang sama. Bukan hanya panas tinggi (38-39) saya juga mengalami diare. muntah-muntah, pusing dan tulang seperti 'remuk' pada semua persendian.

Tipes dan Demam Berdarah! Itulah awal kecurigaan saya terhadap apa yang saya alami. Untuk mengetahui hal tersebut tentu saja harus cek darah lengkap di laboratorium. Saya masih menunggu beberapa hari, siapa tahu demam akan mereda karena tubuh perlu waktu untuk melawan bakteri/virus dalam tubuh.

Tanggal 23 atas desakan anak sulung yang setiap hari meminta untuk segera ke dokter karena sudah lebih dari 5 hari sakit yang kami rasakan tidak kunjung reda, maka anak sulung saya 'memaksa' malam itu harus ke IGD di Hermina, Bekasi.

Di IGD, hasil cek darah laboratorium menyatakan bahwa tidak ada indikasi tipes atau demam berdarah. Infus yang malam itu diberikan hanya paracetamol dan vitamin neurobion. Kami diberikan obat jalan yang isinya antibiotik, paracetamol, vitamin. Karena infus paracetamol dan neurobion, maka otomatis pagi hari sampai siang saya merasa lebih baik. Sudah tidak panas tinggi dan sakit persendian mereda.

Namun malam harinya, semua gejala yang saya rasakan sejak awal keluar lagi. Muntah-muntah, diare, panas tinggi dan 'tulang remuk'.

Malam itu, tiba-tiba saya ingin mencoba mencium parfum saya. Apa yang terjadi? Saya tidak bisa mencium bau apapun juga! 'What? Covid? - pikir saya. Namun saya masih mencoba bertahan untuk menghabiskan antibiotik dan menyelesaikan secara 'swamedika'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun