Dengan contoh yang sama di atas;
Apabila saya mengemukakan kritik atas dasar pemikiran bahwa Tuhan itu ada, maka saya akan memberikan analisa terhadap orang-orang yang meyakini Tuhan itu ada. Saya kemudian akan memberikan evaluasi terhadap keyakinan tersebut dan nantinya saya memberikan solusi atas analisa dan evaluasi saya.
Yang terakhir adalah Menentang.
Pertentangan bukan disebabkan perbedaan. Pertentangan disebabkan oleh ego. Kita bisa saja berbeda namun kita bisa tidak saling menentang. Kita bisa saja berbeda, namun tidak saling memusuhi. Kita bisa saja memberikan kritik, namun bukan menentang.
Menentang atau tindakan menentang merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan cara pandangnya sendiri atau kelompok secara paksa. Dalam beberapa kasus hal ini dapat dilakukan, seperti menentang peraturan yang merugikan, menentang penjajahan. Dalam Tindakan menentang, tentu saja cara pandang yang dipakai adalah perbedaan mutlak dan kebanyakan hal ini merupakan perlawanan.
Masih dengan contoh kasus yang sama;
Apabila ada orang yang menentang cara pandang bahwa Tuhan itu tidak ada, maka tindakan apapun akan berusaha mencari selisih pandang. Apabila ada diskusi, maka sangat mungkin terjadi orang yang menentang akan memposisikan sebagai orang yang selalu bebeda. Dan dalam tindakan ini, yang di depan adalah ego perbedaan, bukan saling menerima perbedaan untuk sebuah pertumbuhan.
Kita tentu berbeda (karena perbedaan adalah alami) dan dalam perbedaan, kita bisa saja memberikan kritik untuk kemajuan. Namun bila sudah menjadi sikap menentang, maka hal ini dapat menjadi permusuhan, perselisihan bahkan pertikaian.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H