Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Serbu "Area 51" dan Serbu ParangTritis

20 Juli 2019   21:13 Diperbarui: 20 Juli 2019   21:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kita mau jujur, semua keyakinan tentang penguasa alam, apapun namanya, adalah mitos. Ada yang menganggap bahwa mitos ini kebenaran, itu sah-sah saja, sepanjang keyakinan mitos sebagai kebenaran akan membawa kepada sikap dan tindakan yang mulia, kasih sayang dan Rahmat bagi semua kehidupan. 

Bagi orang beragama, Tuhan bukanlah mitos, Ia adalah kebenaran yang nyata. Dan orang beragama (walau tidak semua) akan menganggap keyakinan kepada selain Tuhan, temasuk Ratu Pantai selatan adalah mitos. 

Bagi orang dengan keyakinan lokal, seperti yakin penguasa alam adalah Ratu Pantai selatan, maka ia akan menganggap keyakinan kepada Tuhan selain Ratu Pantai selatan adalah mitos. 

Lalu apakah keduanya harus beradu untuk membuktikan mana yang mitos dan mana yang bukan? Pembuktian ini tidak penting dan tidak esensial. Mengapa? Karena yang penting adalah tindakan hasil dari apa yang diyakini tersebut. Entah mereka yakin kepada penguasa alam dengan sebutan apa saja, sepanjang adanya kasih sayang, budi pekerti mulia dan saling tolong menolong menjadi implementasi tindakannya, maka hal itu adalah kebenaran yang nyata. 

Lalu bagaimana seandainya acara 'menggeruduk' ini kita balik? Apakah kaum beragama akan rela? Contohnya adalah, menggeruduk tempat ibadah agama agar Tuhan muncul, dengan cara makan makanan yang dilarang agama tersebut di tempat ibadahnya. Atau meminta orang beragama berdoa di lapangan agar Tuhannya muncul dan membuktikan kebenarannya saja tindakan di atas tidak lucu. Namun kadang kala, tindakan yang dilakukan seperti 'menyerbu' pantai selatan merupakan tindakan yang tidak adil, di mana kaum beragama boleh menghakimi kaum penghayat keyakinan lokal, sementara kaum penghayat keyakinan lokal akan kena pasal menghina agama bila menghakimi kaum beragama. 

Mitos, tidak pelu dibuktikan. Ia ada untuk menyampaikan sebuah makna yang dalam tentang kehidupan yang tidak dapat disampaikan oleh logika. Tujuannya tentu saja bukan bentuk fisik dari mitos tersebut, namun makna kehidupan yang dalam. Makna menjadi manusia yang penuh Rahmat Kasih Sayang untuk semua makhluk yang ada. 

 Saya bertanya kepada seorang teman,
 "Apakah Tuhan dapat kita logikakan?"
 
"Tidak bisa. Tuhan Maha Besar dan melampaui logika." 

 Saya tersenyum, kerena kita sadar dan tidak perlu bedebat lagi apakah Tuhan itu mitos atau bukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun