Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Serbu "Area 51" dan Serbu ParangTritis

20 Juli 2019   21:13 Diperbarui: 20 Juli 2019   21:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
capture dokumen pribadi

Beberapa minggu ini 'meme' instagram banyak diserbu posting tentang Area 51, yaitu area tertutup di salah satu bagian Gurun Nevada, daerah Amerika. Banyak cerita konspirasi yang lahir yang dikaitkan dengan daerah itu, salah satunya adalah UFO.

Bahkan salah satu ustad yang meyakini adanya UFO dan konspirasi Dajjal dunia pernah berceramah yang jadi viral di medsos demikian:

"Di Yogya pernah terlihat UFO. Pernah! Pernah lihat kan di sawah di Yogyakarta? Ada crop circle kan itu kode loh, kode untuk konspirasi dunia," kata ustad dengan yakin. "UFO itu di Area 51 Nevada, di sana takeover dan landing-nya UFO, di sana UFO dibuat. Itu kendaraan pengintai dajjal untuk mengintai kekuatan dunia." 

Kerena tertutupnya area tersebut dan meninggalkan serangkaian misteri tak terpecahkan selama ini, maka muncullah ide untuk 'menggeruduk' area 51 pada tanggal 20 September 2019 nanti dengan ajakan dari salah satu akun facebook untuk menemukan Allien di sana: "Storm Area 51, They Can't Stop All of Us" 

Menurut berita, sudah ada 1,1 juta orang yang konfirm akan ikut acara tersebut! 

Mungkin terinspirasi dengan acara 'Storm Area 51', maka di Indonesia, ada salah satu ajakan acara di facebook yang mengatakan: "Ayo Ribuan Orang Serbu ParangTritis Pakai Baju Hijau" - dan pada acara tersebut dikonfirm oleh kurang lebih 6rb akun. 

Acara serbu Parangtritis pakai baju hijau akan dilaksanakan pada tanggal 22 September 2019 jam 10.00 pagi. 

 "Sama-sama ingin menggugurkan Mitos"

Baik acara serbu Area 51 dan Serbu Parangtritis, sama-sama ingin menggugurkan mitos. Apalagi acara Serbu Parangtritis yang di dalam konten acara untuk membuktikan apakah Ratu Pantai Selatan itu bener ada atau tidak. 

Saya tidak membahas acara Area 51, karena itu di luar negeri sana. Yang menarik bagi saya adalah pembuktian tentang apakah Ratu Pantai Selatan itu ada atau tidak. Lebih tepatnya adalah, membuktikan apakah itu mitos atau tidak. Yang getol ingin membuktikan adalah orang yang menganggap dirinya beragama dan melihat bahwa keyakinan adanya Ratu Pantai selatan adalah keyakinan yang ingkar kepada Tuhan. 

Mungkin kita semua harus  belajar lagi tentang apa itu Mitos, Mengapa ada mitos dan Mengapa mitos dipertahankan dengan redefinisi yang selalu baru mengikuti jaman? (Saya pernah menulis mengapa mitos harus ada, jadi tidak saya tulis kembali) 

Kalau kita mau jujur, semua keyakinan tentang penguasa alam, apapun namanya, adalah mitos. Ada yang menganggap bahwa mitos ini kebenaran, itu sah-sah saja, sepanjang keyakinan mitos sebagai kebenaran akan membawa kepada sikap dan tindakan yang mulia, kasih sayang dan Rahmat bagi semua kehidupan. 

Bagi orang beragama, Tuhan bukanlah mitos, Ia adalah kebenaran yang nyata. Dan orang beragama (walau tidak semua) akan menganggap keyakinan kepada selain Tuhan, temasuk Ratu Pantai selatan adalah mitos. 

Bagi orang dengan keyakinan lokal, seperti yakin penguasa alam adalah Ratu Pantai selatan, maka ia akan menganggap keyakinan kepada Tuhan selain Ratu Pantai selatan adalah mitos. 

Lalu apakah keduanya harus beradu untuk membuktikan mana yang mitos dan mana yang bukan? Pembuktian ini tidak penting dan tidak esensial. Mengapa? Karena yang penting adalah tindakan hasil dari apa yang diyakini tersebut. Entah mereka yakin kepada penguasa alam dengan sebutan apa saja, sepanjang adanya kasih sayang, budi pekerti mulia dan saling tolong menolong menjadi implementasi tindakannya, maka hal itu adalah kebenaran yang nyata. 

Lalu bagaimana seandainya acara 'menggeruduk' ini kita balik? Apakah kaum beragama akan rela? Contohnya adalah, menggeruduk tempat ibadah agama agar Tuhan muncul, dengan cara makan makanan yang dilarang agama tersebut di tempat ibadahnya. Atau meminta orang beragama berdoa di lapangan agar Tuhannya muncul dan membuktikan kebenarannya saja tindakan di atas tidak lucu. Namun kadang kala, tindakan yang dilakukan seperti 'menyerbu' pantai selatan merupakan tindakan yang tidak adil, di mana kaum beragama boleh menghakimi kaum penghayat keyakinan lokal, sementara kaum penghayat keyakinan lokal akan kena pasal menghina agama bila menghakimi kaum beragama. 

Mitos, tidak pelu dibuktikan. Ia ada untuk menyampaikan sebuah makna yang dalam tentang kehidupan yang tidak dapat disampaikan oleh logika. Tujuannya tentu saja bukan bentuk fisik dari mitos tersebut, namun makna kehidupan yang dalam. Makna menjadi manusia yang penuh Rahmat Kasih Sayang untuk semua makhluk yang ada. 

 Saya bertanya kepada seorang teman,
 "Apakah Tuhan dapat kita logikakan?"
 
"Tidak bisa. Tuhan Maha Besar dan melampaui logika." 

 Saya tersenyum, kerena kita sadar dan tidak perlu bedebat lagi apakah Tuhan itu mitos atau bukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun