Pertama adalah, Success Trap. Seseorang dapat terjebak pada perasaan masa-masa suksesnya sehingga ia beranggapan harus terus mempertahankan hal tersebut.
Kedua adalah, Competence Trap. Kadang  karena umur yang semakin bertambah, seseorang tidak mau belajar dan mengikuti perkembangan jaman sehingga ia merasa kompetensinya selalu cukup tanpa belajar kembali.
Ketiga adalah, Cannibalization Trap. Dalam hal ini seseorang takut akan hal-hal yang baru yang ia pikir dalam kondisi umurnya tidak dapat dikuasai lagi.
Mungkinkah di umur Ratna Sarumpaet yang menginjak 69 tahun mengalami salah satu Trap di atas? Sangat mungkin. Ya, apabila seseorang sudah menyadari posisinya, kapan ia akan berlari dan kapan ia harus berhenti, maka sesuai dengan filosofi Jawa yaitu, "Lengser Kaprabon, mandeg Pandita", maka kita semua dapat beralih peran dari semua profesi yang pernah kita jalani karena kita sadar bahwa tidak selamanya posisi dalam profesi tersebut kita pegang  dan jalani selamanya. Mungkin Ratna Sarumpaet terlambat menyadari hal tersebut. Padahal di umurnya yang menginjak 69 tahun dengan segudang pengalaman dan prestasinya, ia dapat menjadi wanita yang bijaksana dengan menuntun orang-orang baru yang masih bertenaga seperti ia waktu muda.
Kali ini, peristiwa yang menimpa Ratna Sarumpaet adalah cermin agar kita sadar kapan kita terus berjalan dan kapan kita berhenti. Kapan kita harus bicara dan kapan kita harus diam. Juga kapan kita memimpin dan kapan kita menuntun.
Salam Indonesia Damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H