Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Star Syndrome" Tik Tok dan Muser

30 Juni 2018   03:52 Diperbarui: 4 Juli 2018   21:48 4658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mengatakan hanya untuk uang karena ‘meet & greet’ atau jumpa artis tik tok dan muser tersebut tidaklah gratis alias berbayar dan rentang bayaran yang diminta adalah 80 ribu sampai 500 ribu.

Apakah tidak boleh ‘meet & greet’ berbayar? Tentu tidak ada yang melarang. Namun masalahnya adalah tanggung jawab moral penyelenggara yang akan memberikan ‘add values’ kepada yang hadir.

Kalau seorang penyanyi, tentu dia akan memberikan hiburan dengan suara emasnya dan promo album barunya. Atau kalau seorang penulis buku, bayaran yang dikenakan adalah untuk harga buku baru yang akan dibagikan.

Nah kalau artis tik tok dan muser? Apa yang mau ditunjukkan dalam live show mereka? Dalam hal ini seakan-akan manajemen yang menyelenggarakan hanya memanfaatkan follower yang rata-rata masih SMP dan hanya ingin foto bersama.

Coba kita tengok salah satu fasilias yang ditawarkan dalam ‘meet & greet’ artis muser tersebut:

VVIP 250K dengan fasilitas: duduk paling depan, selfie 5 kali, makan dan minum, Q&A.

VIP 150K dengan fasilitas: duduk bagian tengah, selfie 3 kali, makan dan minum, Q&A.

REGULER 80K dengan fasilitas: duduk bagian belakang, selfie 1 kali, snack dan minum.

Saya mempunyai tiga orang anak dan sebelum menulis ini saya bertanya terlebih dulu kepada mereka tentang fenomena tik tok dan muser. Jawaban anak-anak saya hampir sama semua yaitu mereka yang ingin mendadak terkenal dan tidak punya keahlian. Jadi mereka hanya memanfaatkan aplikasi untuk mencari follower yang banyak lewat video yang mereka bagikan.

Di sini saya dan mungkin anda sebagai orang tua dituntut peran dalam menyertai anak-anak untuk lebih memahami arti dari makna menjadi terkenal sehingga mereka tidak terkena ‘star syndrome’ sehingga hanya ingin semua serba instan.

Di sisi lain, para manajemen yang memanfaatkan munculnya para artis dadakan sebaiknya juga tidak hanya berpikir tentang uang, namun membina mereka untuk menemukan potensi dan mengasah keahliannya sehingga mereka mempunyai nilai tambah yang berguna daripada hanya sekedar melakukan tiruan nyanyian dan itupun tidak menggunakan suaranya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun