Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Say 'No' To Parenthink and Say 'Yes' To Parentlove

25 Februari 2017   23:44 Diperbarui: 25 Februari 2017   23:56 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lalu hanya untuk keinginan saya, keinginan ideal orang tua, maka seseorang harus belajar Parenting? Jadi mereka yang berbondong-bondong memenuhi ruangan seminar parenting adalah mereka yang punya keinginan atas anaknya? Ingin anaknya menjadi ini dan itu. ingin anaknya berprestasi dan sukses seperti keinginan orang tuanya?

Sejenak saya tertegun dan Astaga! Apa bedanya anak saya dengan robot? Saya ingin menjadikannya ini dan itu. Ingin anak yang penurut, ingin anak yang seperti pemikiran ideal saya? Kemudian atas nama keinginan orang tua saya memprogram anak saya sejak dini agar nantinya ia menjadi seperti apa yang saya inginkan.

Saya lalu membuka referensi apa sih sebenarnya Parenting itu?

Henry Clay Lindgren menyebutkan bahwa:

“The family, not the school, provides the first educational experiences begining in infancy, with the attempt to guide and direct the child-to train him.”

“Keluarga bukan sekolah, memberikan pengalaman-pengalaman pendidikan yang pertama mulai pada masa pertumbuhan dengan usaha-usaha untuk membimbing dan mengarahkan anak serta melatihnya”

Tiga kata kunci yang mungkin disalah-pahami adalah: Pertumbuhan, Membimbingdan Mengarahkan.

Mungkin EO yang menjelaskan kepada saya kurang tepat sehingga saya menangkap bahwa Parenting adalah upaya untuk membentuk anak atas dasar keinginan orang tuanya. Apalagi Parenting yang di dalamnya ada hypnosis, sehingga ada upaya memprogram kembali pikiran anak untuk menjadi lebih baik sesuai ukuran baik orang tuanya. Untuk menghadapi ujian harus dilakukan hipnosis. Untuk mendapatkan nilai bagus juga harus dihipnosis agar rajin belajar. Kapan anak-anak berkembang sebagaimana manusia yang belajar dari kegagalan-kegagalan, kekecewaan, kesedihan dan jatuh bangun?

Apabila memang Parenting adalah tentang Pertumbuhan, Membimbing dan Mengarahkan,  maka Parenting tidak perlu diseminarkan atau bahkan tidak perlu dipelajari. Mengapa? Ya, setiap orang tua akan belajar dari prosesnya menemani anaknya tumbuh. Karena hal ini tentang pertumbuhan maka tentu saja akan ada kegagalan dan sukses, akan ada sedih dan senang, akan ada kemarahan dan kedamaian. Dan setiap anak dan orang tuanya akan mengalami hal tersebut sebagaimana pertumbuhan itu sendiri.

Saya copy-paste dari sebuah blog tentang anggapan perihal Parenting:

Enam tahun pertama sebagai orang tua, saya sempat terombang-ambing tanpa arah. Nggak tau tujuan mengasuh anak saya. Cita-cita sih banyak, pengen anaknya pinter, sehat, bertanggung jawab, mandiri, dan segudang cita-cita lainnya. Tapi caranya gimana? Ini dia yang saya nggak tau. Nggak tau juga harus cari informasi kemana pada saat itu.Setelah mempelajari ilmu-ilmu parenting, akhirnya saya temukan jawabannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun