Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia 3000SM Berbudaya Luhur atau Berbudaya Liar?

14 Desember 2016   02:55 Diperbarui: 14 Desember 2016   03:22 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah manuskrip Yahudi kuno menceritakan bahwa tentara Solomon/Sulaiman menemukan kerajaan purba di kepulauan timur yang bernama Ophir yang diperkirakan terletak di Sumatera Barat, dan diceritakan bahwa di kerajaan ini mempunyai gunung dengan kekayaan alam emas yang melimpah sehingga mereka mengambilnya. 

Dan adanya peta yang diciptakan oleh Ptolomeus dari Yunani (Ptolemy adalah sebuah marga blasteran Yunani-Mesir pada zaman pasca Alexander) pada tahun 150 Masehi, yang menyebutkan sebuah kepulauan yang mempunyai banyak sumber daya alamnya. 

Kalau dikatakan bahwa Indonesia belum beragama sebelum agama2 masuk, maka saya bangga bahwa Indonesia sudah punya kebudayaan yang luhur dengan tata kehidupan yang baik dan yang penting adalah menjadi daerah yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh para pedagang dari belahan dunia manapun. Mempunyai penduduk yang sangat menerima dengan ramah siapapun yang berkunjung bahkan tinggal atau bahkan mereka yang mempunyai misi penyebaran agama diterima dengan baik dan diberikan tempat. 

Apabila Kebudayaan Indonesia kuno yang sudah dikenal sejak 3000SM dan luhur ini disadari adanya, maka pertanyaan yang mungkin kita ajukan adalah, "Apakah agama2 yang hadir memperbaiki budaya luhur yang ada, atau malah menghancurkannya dan menenggelamkan identitas luhur tersebut?" 

 DTL - 00.02

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun