Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Baca Artikel Ini Bila Ingin Jadi Penulis Buku yang Sukses

24 Oktober 2016   01:02 Diperbarui: 24 Oktober 2016   01:28 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagi penulis pemula, impiannya tentu saja bahwa nanti bukunya diterbitkan oleh penerbit besar, menjadi best seller dan terkenal! Sebelum ini saya sudah menulis artikel:“Apakah untung buku Anda diterbitkan oleh penerbit?” untuk itu silahkan baca juga.

Dulu, sebelum teknologi semaju sekarang, baik itu teknologi internet maupun sosial media, maka sangat mungkin harapan satu-satunya untuk menyebarluaskan sebuah tulisan dalam bentuk buku adalah lewat penerbit! Itu dulu, sebelum teknologi menjadi sangat maju seperti sekarang.

Hal ini sama seperti membuat kaos dengan sablon. Dulu, membuat kaos sablon harus minimal satu lusin, makin banyak makin murah, karena cetakan sablon harus dibuat filmnya dulu, warna sablon harus berganti-ganti dalam membuatnya. Kini dengan makin majunya teknologi maka sablon kaos bisa satu kaos dengan kualitas yang sangat istimewa! Konsumenpun tidak harus datang ke tempat sablon. Konsumen dapat memesan dari rumah lewat jaringan internet, bahkan men-desing sendiri cetakan kaosnya!

Hal ini juga terjadi dalam dunia penerbitan buku. Teknologi sudah sangat maju sehingga penerbit konvensional yang dikenal besar pada jaman dulu, tidak lagi menguasai pasar karena dengan kemajuan teknologi penerbitan buku dapat dilakukan dimana saja.

Lalu bagaimana dengan Distribusi?

Apabila masalahnya adalah buku ingin terpampang di toko buku yang Anda inginkan maka sekarang banyak distributor yang dapat diajak kerjasama. Media sosial dapat dipergunakan sebagai ajang penjualan dan iklan. Artinya memanfaatkan teknologi saat ini dapat untuk melakukan penjualan apapun juga.

Sekarang pertanyaan pada judul saya ulang kembali, ‘Apakah Anda ingin menjadi penulis yang sukses?

Bila jawabannya ya, dan bukan sekedar iseng menulis, maka pertama Anda harus memahami apa yang dinamakan momentum!

Momentum? Apa itu momentum?

Secara singkat demikian: Anda pernah memompa air sumur dengan pompa air yang digerakkan naik turun? Pertanyaannya adalah bisakah air keluar apabila Anda memompa beberapa kali, kemudian istirahat. Lalu pompa beberapa kali lagi dan istirahat kembali. Tentu saja tidak dapat bukan? Air akan keluar apabila Anda terus memompa tanpa berhenti. Artinya adalah memompa sampai air keluar.

Itulah momentum, yaitu sebuah tindakan yang terus menerus dilakukan sampai membuahkan hasil.

Anda ingin sukses sebagai penulis? Betul? Anda ingin sukses karena iming-iming hasil dari royalti atau karena Anda mencintai dunia penulisan dan memang suka menulis?

Pertanyaan saya, “Dalam waktu 24 jam setiap harinya, berapa jamkah Anda menghabiskan waktu untuk menulis?”

Masih 20%, 30%, 40%, 50% dari waktu Anda? Atau lebih dari 50% waktu Anda? Atau malah hanya 5% dari waktu Anda?

Tentu saja, apabila Anda masih menomer duakan menulis, bagaimana Anda berhasil mendapatkan momentum tersebut?

Pernah membaca novel Dances With The Wolf dengan Penulisnya bernama Michel Blake? Apakah Anda hanya terkesan dengan kesuksesan novel tersebut yang kemudian difilmkan dan dibintangi Kevin Costner? Lalu menjadikan novel itu meledak dan Michel Blake kaya raya!

Pernah tahu kisah novel-novel Michel Blake sebelumnya?

Blake sudah menulis 19 novel sebelumnya, dan semua 19 novel itu tidak ada penerbit yang mau menerbitkannya! Sampai-sampai Blake tidak dapat membayar kontrakan tempat tinggal dan sempat tinggal seadanya di kolong jembatan. Namun Blake tetap menulis dan menulis hingga akhirnya novel ke 20 ini diterbitkan bahkan difilmkan.

Lalu Anda tentu tahu novel sangat laris yang berjudul seri Harry Potter dengan penulis JK Rowling bukan?

Sebelum menulis novel Harry Potter ini Rowling adalah orang yang mendapat santunan dari pemerintah Inggris karena termasuk orang miskin di sana, walaupun dia sudah menulis. Naskah pertama dari serial Harry Potter yang berjudul Philosopher’s Stoneyang diselesaikannya pertama kali ini ditolak oleh beberapa penerbit yang diajukannya. Tidak ada yang mau menerbitkannya! Kemudian dengan pertolongan seorang agen maka penerbit Bloomsbury di Britania Raya mau menerbitkan karya tersebut. Bloomsbury merupakan penerbit ke 13 dari 12 penerbit sebelumnya yang telah menolaknya!

Dari dua contoh di atas, kita tentu dapat mengambil inspirasi tentang apa yang namanya momentum. Kemudian dari pertanyaan yang sudah saya ajukan di atas, mari kita jawab dengan jujur, apakah kegiatan menulis yang sudah kita lakukan dapat menjadi bagian dari keseluruhan kegiatan serius kita? Ataukah hanya sebagai sambilan saja?

Salam Menulis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun