Data Buku
Judul             : "ISLAM, KEPEMIMPINAN PEREMPUAN, DAN SEKSUALITAS"
Penulis          : Neng Dara Affiah
Cetakan          : Desember 2017
Penerbit         : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Tebal            : xii+ 200hlm
Di review oleh  : Agung Maulana, Mahasiswa Sosiologi 4A
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
(QS. Al Hujurat: 13)
Pendahuluan, pada tulisan kali ini, saya sebagai mahasiswa lagi-lagi dibebankan oleh dosen perkuliahan saya untuk mereview karyaNya, yakni sebuah buku yang berjudul "Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas".Â
Bagi saya yang tidak terlalu menyukai metode belajar melalui membaca, tentunya hal ini sungguh merepotkan, terlebih lagi membaca satu buku yang kurang lebih memiliki ketebalan 200 halaman.Â
Jika dilihat sepintas dari daftar isi buku tersebut, agaknya materi-materi yang dibahas cukup membuat saya tertarik, terlebih lagi materi-materi yang dibawakan hampir semuanya terlihat baru di kepala saya.Â
Oleh sebab alasan khusus tadi maka pada kesempatan kali ini saya akan mencoba mereview karya Ibu Neng Dara Affiah yang berjudul "Islam, Kepemimpinan Perempuan, dan Seksualitas".
Bagian Awal, BAB 1 "ISLAM DAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN"
Pada awal tulisan, Ibu Neng ingin mengutarakan sebuah landasan yang penting mengenai kepemimpinan seorang perempuan. Bahwa seperti yang dijelaskan dalam ajaran Islam, yang menjadikan seseorang hamba itu lebih baik dari yang lainnya bukanlah karena kelas sosialnya, ras, dan jenis kelamin, melainkan karena kualitas ketakwaan yang dimilikinya.Â
Meskipun demikian pemimpin perempuan di kalangan umat Islam masih sangat terbatas jumlahnya. Tantangan terbesarnya ialah ego kolektif masyarakat muslim yang menurut Ibu Neng bertanggung jawab atas melanggengkannya nilai-nilai patriarki.