Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berselimut Awan

11 November 2020   23:31 Diperbarui: 11 November 2020   23:43 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Ku akui rindumu menanjam, bukan pada tempatnya
bertengger nakal memaksa tunggu mengungsi
Moga bahasa manis umpatan tak menusuk di dasar hati sebab pemiliknya tak ingin peduli
duh bisakah kau pilihkan aku diksi terbaik?bukan menebar kumpulan bahasa yang terkumpul dari tong sampah yang busuk dengan dosa... 

Tapi pilahan kebaikan yang terpancar indah seperti mentari merekah di sebelah timur.. 

Segera menghangatkan tubuh.. 

Menyambut hari yang baru... 

Saat ku melepas selimut malam.. 

Berganti hangatnya pagi bersama hangatkan.. 

Cahaya pagi.. 

Menyegarkan raga melepas kedinginan kabut pagi yang pekat.. Dari sisa dosa semalam.. Kala selimut awan tak mengizinkan bintang harapan turun.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun