Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menatap Lurus

30 September 2020   00:20 Diperbarui: 30 September 2020   00:22 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di perempatan ini.. 

Kutatap lurus.. 

Gapura depannya ku tembus.. 

Tanah gelombang tak rata.. 

Kutatap lurus.. 

Kubiarkan otakku berhayal.. 

Diantara  janji kosong iklan sepeda motor.. 

Rayuan maut pencari uang halal... 

Kejar target mengais sesuap nasi... 

Ku terus menatap lurus.. 

Saat pengemis menghalangi pandanganku.. 

Pucat pasi iba ku dermakan baju ku.. 

Ku tatap lurus kupandang mentok di pertigaan lagi.. 

Saat... Pemulung tua terseok- kelelahan memeras keringatnya mengucur deras.. 

Sepeser uang di kaki ku.. 

Kulihat kebawa melepas egoku ku ambil sepeser uang dua sisi kehidupanku yang peddih bergulat.. 

Iba, peduli akan berapa teasinhnya dirimu Bapak.. 

Kutatap lurus.. 

Kembali di perempatan jalan.. 

Hatiku yang tertinggal perempuan gemuk menutupi sinarmu mentari yang meninggi.. 

Ingin ku bidik.. Ku berikan hatiku.. Untukmu.. 

Dalam labuhan bahtera kasih kita.. 

Tetap ku tatap kedepan di perempatan yang sunyi.. 

Meski angin kencang hiruk pokoknya orang kota ini yang ingin menghancurkan kesadaran dirinya

Saatnya diam kutatap... Pilihan itu.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun