Sadar terkatakan pada para penyalur hobi
Hobi yang kadang menghabiskan waktu yang siap belaka..
Di kerja jam dan mereka tak peduli..
Tak peduli tak sekedar senangkan hati..
Tak peduli pada si penguasa hari...
Itulah rumah keduamu..
Para pencari ikan..
Koran di tangan..
Menyusur sungai..
Lewat instingmu yang tajam..
Pada indahnya sungai..
Spot yang tepat untuk..
Meluapkan hobimu..
Seolah itu pekerjaan rutinmu..
Selamat pagi pemancing yang budiman..
Saat kau mencintai sungai yang menghijau..
Bersih dari sampah... Dari ulah orang yang membuang sampah.. Tanpa hati nurani..
Kalau kepuasan mulai terusik...
Mengotori sungai yang indah bersama ikan..
Yang sedari tadi tak mau memakan umpanmu...
Bahkan sepanjang hari...
Tak dapat ikan.. Satupun..
Dari permenunganmu dalam diam..
Tenang... Bersama penguasa sungai...
Kau penjaga sungai..
Tanpa harus di jadwal..
Silih berganti...
Menambah.. Indahnya..
Selamat malam pemancing yang budiman..
Tak peduli..
Dinginnya malam menusuk-nusuk tubuhmu..
Memenuhi hasrat hobimu...
Yang tak terbendung...
Terimakasih pemancing yang budiman..
Sejenak kau..
Melepas kepenatan hidup dengan cara yang indah..
Kau setia menjaga jarak alami tanpa harus di disiplinkan...
Tanpa harus di tertibkan oleh siapapun..
Dan di bubarkan oleh siapapun..
Di sungai ini kedung dani.. Bengawan Madiun..
Sangat riang gembira.. Satu ikan besar tertangkap oleh kail dan joranmu..
Bersama pertarungan yang sengit..
Sampai melatih kesabaranku yang tingkat tinggi..
Bertarung sampai joranmu hampir patah..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H